Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puji Sikap Duterte, Kapolda Jaya Juga Siap Tegas Terhadap Narkoba

Kapolda Metro Jaya Irjen POl Iriawan mengapresiasi langkah presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam aksinya memberantas peredaran narkoba.
Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan (kedua kiri) memberikan keterangan saat rilis kasus narkoba tembakau gorilla di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (3/2). /Antara
Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan (kedua kiri) memberikan keterangan saat rilis kasus narkoba tembakau gorilla di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (3/2). /Antara

Kabar24.com, JAKARTA--Kapolda Metro Jaya Irjen POl Iriawan mengapresiasi langkah presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam aksinya memberantas peredaran narkoba.

Hal ini disampaikan oleh Iriawan dalam pidatonya di acara pemusnahan rartusan kilo barang bukti kejahatan narkoba yang terkumpul dalam dua bulan terakhir.

Iriawan menyampaikan bahwa berdasarkan komunikasinya dengan pihak kepolisian di Filipina, angka peredaran narkoba di negara tersebut telah banyak berkurang pasca ditabuhnya genderang perang melawan narkoba oleh Duterte.

"Kita salut kepada Presiden Filipina. Meski kita nggak bisa begitu, tapi komitmen beliau luar biasa sehingga saya monitor dari kawan-kawan kepolisian Filipina, itu jauh sekali, drastis sekali turunnya narkoba di Filipina," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (2/3/2017).

Oleh karena itu, dalam kata sambutannya, dia kembali menyatakan perang terhadap peredaran narkoba di tanah air.

Menurutnya. Kendati perang ini tidak sefantastis Duterte, saat ini pihaknya juga telah melakukan tindakan yang hampir serupa dengan langkah yang dilakukan Duterte, yakni 'mengistirahatkan' para bandar narkoba yang melawan ketika dilakukan penindakan, dalam rangka merealisasikan  instruksi yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo untuk memerangi narkoba.

Dia mencontohkan tindakan yang telah diambil oleh jajarannya selama awal bulan lalu, dimana sekitar lima orang bandar narkoba yang melakukan perlawanan terpaksa dirobohkan dengan timah panas.

"Kalau kaya' Duterte susah lah, kalau menyerupai, Polda Metro sudah juga. Bulan kemarin, Januari, lima ya [bandar narkoba yag dirobohkan], Itu komitmen kita kepada rakyat. Komitmen kita kepada pimpinan negara kita. Kalau presiden bilang perang [dengan narkoba] kita lebih perang lagi," katanya.

Seperti diketahui, program pemberantasan peredaran narkoba menjadi sebuah agenda utama Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte yang juga dijuluki sebagai Digong. Ribuan orang diketahui telah tewas dalam program peperangan dengan narkoba yang dicetuskan Mantan Walikota Davao yang kini berusia 71 tahun tersebut sejak pertama kali menjabat sebagai presiden. Aksinya ini bahkan sempat mendapat kecaman dari dunia internasional. Namun, Duterte menyebutkan dirinya tidak akan mundur dari perang ini hingga masa jabatannya selesai.

"Kampanye saya dalam memerangi peredaran narkoba tidak akan berakhir hingga akhir masa jabatan saya yakni enam tahun sejak hari ini," kata Duterte seperti diberitakan The Guardian beberapa waktu lalu.

Menurut Iriawan, tindak pidana peredaran narkoba merupakan suatu kejahatan luar biasa (extraoerdinary crime) yang tidak hanya melibatkan oknum di Indonesia tetapi di tataran global.Para pengedar ini bersindikat secara internasional. Tingginya keuntungan yang ditawarkan dari perdagangan narkoba menjadi motivasi dan salah satu faktor pendorong utama bagi para pelaku yang menyebabkan bisnis ini tidka pernah berakhir. Untuk itu, menurunya perlu dilakukan kerjasama dengan sejumlah pihak terkait baik di dalam maupun luar negeri.

Salah satunya adalah melalui kerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI. Iriawan mendorong DirResnarkoba Kombes (Pol) Nico Afinta untuk merealisasikan kerjasama dengan kemenkumham untuk mencegah aktivitas pengendalian perdagangan narkotika dari balik jeruji oleh para bandar narkoba yang ditahan.

Sebab, menurut Iriawan, kerap kali ditemukan adanya pengguna  dan bandar yang masih bisa mendapatkan atau bahkan mengontrol perdagangan narkoba dari dalam lapas.

"Kita tidak tahu [bagaimana mungkin] ini masih terus terjadi. Dia nikmat di sana, di dalam [lapas], dia bebas dia bisa makai, mengendalikan. Oleh sebab itu terus kita lakukan kerjasama dengan stakeholder yang ada untuk bisa memberantas narkoba," tegasnya.

Selain dengan para pemangku kepentingan di dalam negeri, Iriawan juga mendorong diciptakannya kerjasama dengan partner dari Luar Negeri dalam memberantas peredaran narkoba lintas negara. Sebab, tidak jarang, narkoba yang masuk ke Indoensia diselundupkan dari negara-negara tetangga yang pada umumnya menggunakan jalur laut.

Seperti diketahui, panjangnya garis pantai Indonesia mempersulit tindakan pengawasan oleh pihak kepolisian dan bea cukai. Belum lagi, adapula yang melakukan transaksi atau transfer barang di lepas pantai untuk kemudian di bawa masuk ke Indonesia sehingga luput dari pengawasan.

Sejauh ini, Indonesia telah bekerja sama dengan sejumlah negara seperti Singapura, dan Taiwan dalam hal pemberantasana narkoba. baru-baru ini, Kepolisian Indonesia juga membuat kesepakatan kerja sama dengan pihak Kepolisian Arab saudi terkait penanganan sejumlah kejahatan menonjol seperti terorisme dan juga peredaran narkotika.

Ke depan, menurut Iriawan, Kepolisian Indonesia juga harus bekerja dengan sejumlah negara tetangga lainnya seperti  Singapura juga China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper