Bisnis.com, JAKARTA - Dalam hitungan tak sampai satu hari, popularitas Bripda (Polwan) Ismi Aisyah, kelahiran 12 November 1993 --yang kini kira-kira berusia sekitar 24 tahun-- sontak melejit.
Tak terlalu lebay sih, mungkin, pada hari di mana namanya ramai dibincangkan netizen di media sosial, bahkan menjadi viral dunia maya, popularitas wanita berbintang Scorpion ini mengalahkan ketenaran Agnes Mo, Rosa, Iwan Fals dan lainya. Setidaknya, pada hari itu, Senin (27/2/2017).
Berita dan sosok dirinya yang cantik di tengah lokasi bom panci meledak, medongrak popularitasnya. Bahkan, Ismi, yang ternyata kerap mengunggah aktivitasnya di Instagram lewat akun @ismiaisyah20, sesaat setelah fotonya --di Cicendo, Bandung-- diunggah di Instagram pribadinya, merebut perhatian dan kebanjiran follower. Semula, ada 48.000 orang mengikutinya di Instagram. Setelah fotonya di TKP 'bom panci' di Kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung muncul, orang yang 'suka' Ismi lebih dari 2.000 orang. Bahkan, ada netizen yang meramaikan di kolom komentar. "Tembak aku dong buk polwan," tulis @primaputrarusli.
Tak ayal, setelah fotonya menjadi viral, followers Ismi semakin banyak. Selasa (28/2/2017) pukul 12.10 WIB, followers Ismi sudah 128.000 orang. Padahal, pada pukul 12.00 WIB pada hari yang sama, jumlah followers Ismi masih di kisaran 126.000 orang. Dalam 10 menit, followers Instagram Ismi melonjak 2.000 orang.
Sosok diri Ismi (foto Instagram @ismiaisyah20) dengan seragam polisi di tengah peristiwa bom panci di Bandung, boleh dipastikan, 'biang keladi' di antara beragam faktor penyebab: Kenapa Ismi menjadi 'ratu' media sosial hari itu? Sekaligus, yang dikesankan kemudian, Ismi menjinakkan 'rating' berita bom itu sendiri, tempat di mana dia sedang bertugas. Sekaligus 'korban' media sosial. Tentu, dalam artian yang positif. Yakni terdongkraknya popularitas seseorang.
Jika melihat pada 'motto' dirinya di wall Instagram pribadinya (@ismiaisyah20), sejatinya, Ismi atau Aisyah -- yang sebelumnya bertugas di Unit Sabhara Polda Jabar, dan sejak akhir 2016 menjadi Sekretaris Pribadi Kapolda Jabar, khususnya bagian membantu Wakapolda Jabar, boleh jadi-- bukan pemburu populeritas. Justru, sepertinya, sangat menyadari dia bagian dari motto kepolisian Rastra Sewakotama, artinya Abdi Utama bagi Nusa dan Bangsa. Itu mengapa, dirinya terlihat seperti anggota kepolisian lainnya: Tidak berpretensi untuk terkenal.
Artinya, Ismi, sosok wanita yang tidak terlalu peduli tentang arti popularitas. "Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yg membencimu tidak percaya itu" Demikian 'motto' itu ditulis di Instagram pribadinya.
Itulah efek media sosial. Popularitas atau pun kejatuhan bisa muncul seketika. Namun, yang perlu Anda ketahui, gadis kelahiran 12 November 1993, ternyata, pecinta anak. Meski masih lajang, tetapi tentang anak, dia begitu gandrung. “Children need models more than they need critics (Anak-anak butuh contoh ketimbang kritikan),” tulis Ismi di caption foto di Instagramnya. Atau “Anda memiliki waktu seumur hidup untuk bekerja, namun anak-anak hanya memiliki masa kecil sekali,” tulisnya dalam caption foto dirinya yang mengenakan daster, menyuapi seorang bocah yang ia akui sebagai keponakannya.
Dan, satu hal lagi, Ismi nyaris menjadi guru atau ahli sejarah di Indonesia. Pasalnya, dia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jurusan Pendidikan Sejarah, tetapi urung dilanjutkan dan memilih menjadi polisi.
Mungkin, Ismi kepincut pada arti di balik elemen-elemen lambang kepolisian seperti perisai yang melambangkan tugas sehari-hari anggota polisi: Melindungi warga negara RI. Atau Sinar obor: Melambangkan petunjuk dan penerang bagi rakyat. Terangi aku Ismi….he he he…Kalau ini pasti rada lebay…Itulah media sosial.