*Peringatan artikel ini memuat konten kekerasan dan bunuh diri.
Bisnis.com, JAKARTA -- Kasus judi online memicu aksi gila para pemainnya mulai dari membunuh, membobol bank, bunuh diri hingga menggelapkan uang perusahaan. Kasus terbaru adalah aksi nekat Briptu FN yang membakar suaminya, Briptu Rian Dwi Wicaksono, di Mojokerto, Jawa Timur.
Peristiwa tragis itu berawal dari pertengkaran suami istri yang diduga disebabkan oleh judi online. Briptu FN kesal terhadap suaminya yang kerap menghabiskan uang rumah tangganya untuk main judi.
Singkatnya, FN kemudian memborgol suaminya ke tangga yang berada di garasi rumahnya. Dia kemudian menyiramkan bensin ke tubuh suaminya, Briptu Rian.
Namun, tidak jauh dari posisi korban, terdapat sumber api yang tidak disebutkan secara jelas olehnya telah membuat percikan dan menimbulkan api yang membakar tubuh korban 96%. Briptu Rian tewas setelah sempat mendapatkan perawatan medis.
Adapun, kasus judi online berujung peristiwa kriminal dan penghilangan nyawa bukan sekali terjadi. Bisnis telah merangkum sejumlah aksi nekat pelaku atau pemain karena terlilit judi online, berikut daftarnya:
Baca Juga
Kasus Kematian Lettu Laut Eko Damara
Selain itu, kasus kematian karena judi online juga sempat menimpa anggota TNI Lettu Laut Eko Damara (30). Dia meninggalkan utang sebanyak Rp 819 juta sebelum bunuh diri.
Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal Endi Supardi menyampaikan, utang yang terkumpul itu sudah cukup lama yang dikumpulkan dari rekannya sesama dokter, teman satuan tugas, hingga sejumlah bank.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil investigasi digital forensik pihaknya telah menemukan history browser yang dimiliki oleh Eko kebanyakan terkait soal judi online.
"Cara mati dengan tidak sakit, banyak sekali. Seminggu sebelum almarhum meninggal. Sebelumnya juga banyak googling masalah judi online, download aplikasi judi online. Jadi nyambung kenapa yang bersangkutan bunuh diri," tuturnya.
Karyawan Gelapkan Uang Perusahaan untuk Judol
Polsek Tambora menangkap seorang karyawan perusahaan manufaktur tekstil berinisial WHZ (29) karena kasus penipuan dan penggelapan aset perusahaan. WHZ ditengarai melakukan aksi tidak terpuji tersebut karena kecanduan judi online.
Pelaku berinisial WMZ beralamat di Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dia baru empat bulan bekerja sebagai IT Support dan IT Maintenance di salah satu perusahaan manufaktur textile yang ada di Tambora, dan sebelumnya bekerja sebagai tenaga IT honorer di PT. Transjakarta selama satu tahun.
"Kami menemukan bahwa sejumlah laptop telah digadaikan di berbagai tempat seperti Tambora, Cibinong, Jawa Barat, dan Pancoran Mas, Depok, dengan rentang harga antara Rp2.500.000 hingga Rp5.450.000. Uang hasil kejahatan ini ternyata digunakan pelaku untuk bermain judi online," kata Kapolsek Tambora, Kompol Putra Pratama dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (30/8/2023).
Dengan dalih untuk pembuatan aplikasi, perbaikan, dokumentasi, dan persiapan acara ulang tahun perusahaan, dia berupaya untuk menutupi utang-utang pribadinya yang membengkak karena judi online.
Brankas Bank di Banten Dibobol
Dalam catatan Bisnis, Brankas PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. atau Bank Banten (BEKS) dibobol oleh karyawannya sendiri bernama Ridwan dengan nilai mencapai Rp6,1 miliar yang diduga dipakai judi online.
Kajati Banten Didik Farkhan mengatakan Ridwan membobol brankas Rp 6,1 miliar itu karena memiliki kombinasi kunci brankas milik Bank Banten. Kemudian, dia memanipulasi laporan pengeluaran bank secara fiktif melalui rekening balancing system atau RBS.
ASN Bunuh Diri di Sulteng
Selanjutnya, kasus bunuh diri aparatur sipil negara (ASN) berinisial GM (39) mengakhiri hidupnya karena diduga terlilit utang akibat judi online. GM ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Kecamatan kokalukuna, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Jumat (23/6/2023).
Menurut kesaksian saksi yang telah diperiksa kepolisian setempat, GM gemar bermain judi online. Hanya saja, GM tidak pernah memenangkan permainan dan kerap mencari uang pinjaman untuk menutupi kekalahannya.
Kasus Pekerja IKN
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pekerja Intake Bendungan di Ibu Kota Negara (IKN) Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur berinisial AAd diduga bunuh diri karena terjerat pinjaman online akibat dari gemar main judi online.
AA ditemukan tewas gantung diri di kontrakan oleh temannya pada (4/6/2023). Sebelum insiden itu, korban sempat dihubungi istrinya untuk menanyakan soal gaji. Hanya saja, AA mengaku belum diberi upah atas pekerjaannya. Padahal, gaji yang diterimanya itu dipakai untuk judi online.
Pemerintah Tidak Serius?
Anggota Komisi I DPR Nurul Arifin menyampaikan strategi pemerintah untuk memberantas judi online khususnya Kemenkominfo dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai berjalan tidak efektif.
Menanggapi hal itu, Menkominfo Budi Arie Setiadi bahwa permasalahan judi online tidak bisa dilakukan oleh pihaknya seorang diri, melainkan juga harus dibarengi dengan Kementerian/Lembaga lain. Sebab, imbuh dia, internet merupakan layanan lintas negara (borderless).
“Karena pemberantasan judi online bukan tugas satu Kementerian sebagai Kominfo. Kominfo iya betul, mencegah, men-takedown, tetapi yang lain-lain mesti ditangani institusi lain, seperti OJK, BI. Ini lintas sektoral, termasuk luar negeri,” katanya.
Berdasarkan pantauan Kemenkominfo, Budi menuturkan bahwa nilai perputaran transaksi mencapai Rp100 triliun bukan hanya terkait judi online, melainkan juga money laundry di dalamnya.
“Intinya bukan hanya sekadar judi online, karena ada beberapa kasus dia dapat uang dari mana? Menang judi,” imbuhnya.
Meski demikian, Budi menegaskan bahwa Kemenkominfo berkomitmen untuk memberantas judi online karena menyangkut masa depan Indonesia.
“Ini soal ekonomi keluarga. Ini menyangkut ekonomi keluarga soal, masa depan kita sebagai bangsa karena rusak, ini dirusak negara lain, uangnya dibawa kabur,” jelasnya.