Bisnis.com, JAKARTA--Ketua DPP PDI Perjuangan Trimedya Pandjaitan menilai partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pasangan Ahok-Djarot tidak bekerja sesuai harapan sehingga tidak bisa memenangkan pemiihan gubenur DKI satu putaran
“Tidak akan terjadi putaran kedua di pilgub DKI jika semua partai yang tergabung dalam koalisi pemenangan Ahok-Djarot all out bekerja,” ujarnya dalam satu diskusi pada Sabtu, (18/2/2017).
Menurutnya, bagi PDIP hal terpenting dalam memenangkan pilkada adalah bagaimana mengkonsolidasikan partai pendukung yang ada. Berdasarkan analisa PDIP, ujarnya, kalau seandainya Partai Nasdem, Hanura, Golkar dan PDIP all out maka Ahok-Djarot akan menang satu putaran.
Akan tetapi, politisi PDIP tersebut juga mengakui, sejak hasil quick count pertama keluar, empat parpol sudah melakukan konsolidasi internal supaya di putaran kedua nanti, suara yang didapat bisa jauh lebih besar.
"Sejak tanggal 15 (Februari) itu sejak quick count itu muncul bagaimana akhirnya partai pendukung pemerintah bersatu memenangkan Ahok-Djarot," ujarnya.
Sementara itu, politisi PAN Yandri Susanto mengatakan pihaknya telah mendapat masukan dari kader untuk tidak mengalihkan dukungan kepada Ahok-Djarot pasca kekalahan Agus-Sylvi di pilkada DKI putaran pertama.
Dia mengatakan akan sangat berbahaya jika PAN mengabaikan rekomendasi kader dan tetap memaksakan untuk mendukung Ahok-Djarot pada pilgub DKI putaran kedua.
“Bisa (tergerus) karena politik ini persepsi, kalau sudah persepsi buruk terhadap pengurus yang mengambil keputusan itu bahaya,” Yandri dalam diskusi bertajuk “Sinema Politik Pilkada DKI” kemarin.
Yandri mengatakan bahwa Pilkada DKI2017 merupakan pertaruhan bagi partainya sekaligus penentu untuk pemilihan presiden berikutnya.
“Kami tidak mau pertaruhkan Pilkada DKI dengan kontestasi PAN berikutnya misalnya Pilpres,” ujarnya.