Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenag Klaim Indeks Kerukungan Beragama 2016 Naik

Kementerian Agama mengklaim indeks kerukunan umat beragama (KUB) sepanjang 2016 mencapai 75,45% atau naik 0,12 poin jika dibandingkan dengan tahun 2015.n
Kementerian Agama/Ilustrasi-kemenag.go.id
Kementerian Agama/Ilustrasi-kemenag.go.id

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Agama mengklaim indeks kerukunan umat beragama (KUB) sepanjang 2016 mencapai 75,45% atau naik 0,12 poin jika dibandingkan dengan tahun 2015.

 Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abd Rahman Mas'ud mengatakan hasil survei nasional tersebut menunjukan tingkat kerukunan umat beragama di Indonesia cukup tinggi.

Dia menjelaskan  survei nasional tersebut mengukur tiga indikator utama, yaitu: toleransi, kesetaraan, dan kerja sama. Selain itu, hasil survei juga menemukan hubungan positif antara keterlibatan tokoh agama dan organisasi keagamaan dengan kerukunan umat beragama.

Survei ini juga memotret bahwa indeks kerukunan responden yang aktif dalam organisasi sosial maupun keagamaan lebih tinggi dibanding yang tidak terlibat aktif.

"Kepercayaan umat beragama terhadap tokoh agama memiliki indeks yang tinggi sebesar 68,65%. Kepercayaan umat beragama terhadap orang dari suku berbeda 73,71%. Sedangkan kepercayaan umat beragama terhadap penganut agama lain sebesar 77,09%," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (7/1/2017).

Mas'ud berpendapat Indonesia patut bersyukur karena memiliki ormas Islam berpaham moderat seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Menurutnya, negara Islam sekalipun belum tentu mempunyai ormas Islam yang sangat mengakar dan dapat menyemai nilai Islam moderat dan santun.

"NU dan Muhammadiyah telah membuktikan pengamalan Islam yang penuh kedamaian, Islam yang ramah, Islam yang senyum," tambahnya.

Selain indeks kerukunan, hasil kajian Balitbang Diklat Kemenag menyebutkan bahwa penyebabketidakrukunan umat beragama dipengaruhi oleh faktor non agama dan faktor agama. Faktor non agama di antaranya karena adanya kesenjangan ekonomi, kepentingan politik, dan konflik sosial dan budaya.

Sedangkan faktor agama misalnya terkait polemic izin pendirian rumah ibadat, metode penyiaran agama, perkawinan antar pemeluk agama yang berbeda. Faktor agama lainnya yang ikut mempengaruhi adalah penodaan agama, kegiatan kelompok sempalan, serta pengamalan agama yang tektualis.

"Masyakat Indonesia beruntung, karena mempunyai faktor yang merukunkan. Salah satunya adalah kearifan lokal (local wisdom) yang hampir ada di berbagai daerah dan suku di Indonesia," tambahnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper