Bisnis.com, JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan jumlah kejadian bencana alam sepanjang 2016 merupakan yang tertinggi dalam 14 tahun terakhir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan selama 2016 terdapat 2.342 kejadian bencana. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 2015 (1.732 bencana), 2014 (1.967 bencana), 2013 (1.674 bencana), dan 2012 (1.811).
"Ini sebuah rekor baru, dibandingkan dengan kejadian bencana 2015 terjadi peningkatan 35%," kata Sutopo dalam rilis, Kamis (29/12/2016). Dia menambahkan dari 2.342 bencana tersebut sekitar 92% adalah bencana hidrometeorologi yang didominasi oleh banjir, longsor dan puting beliung.
Selama 2016 terjadi 766 bencana banjir, 612 longsor, 669 puting beliung, 74 kombinasi banjir dan longsor, 178 kebakaran hutan dan lahan, 13 gempa, 7 erupsi gunung meletus, dan 23 gelombang pasang dan abrasi.
Dampak yang ditimbulkan bencana telah menyebabkan 522 orang meninggal dunia dan hilang, 3,05 juta jiwa mengungsi dan menderita, 69.287 unit rumah rusak dimana 9.171 rusak berat, 13.077 rusak sedang, 47.039 rusak ringan, dan 2.311 unit fasilitas umum rusak.
Sutopo menjelaskan tidak adanya musim kemarau yang jelas, yang ada adalah kemarau basah menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung meningkat. Kemarau basah ini juga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan dan kekeringan berkurang signifikan.
Meningkatnya bencana tersebut tentu menuntut upaya pengurangan risiko bencana perlu ditingkatkan, sedangkan budaya sadar bencana masih cukup rendah. Jutaan masyarakat Indonesia masih tinggal di daerah rawan bencana dengan tingkat mitigasi bencana yang rendah.