Bisnis.com - JAKARTA - Pak Djon membuat lingkaran, lalu ia bertanya kepada 20 wartawan peserta training jurnalistik untuk persiapan penerbitan koran Bisnis Indonesia di kantor redaksi, sebuah rumah sederhana di Jl. Kramat V No. 8 Jakarta Pusat.
"Itu bola dunia," kata seorang wartawan.
"Ah itu kan jam dinding," jawab yang lainnya.
Jawaban demi jawaban silih berganti hingga Pak Djon menjawab sendiri pertanyaanya. "Semua jawaban benar, itu yang namanya sudut pandang, salah satu istilah dalam jurnalistik."
Saya tak pernah melupakan kenangan itu. Pak Djon, begitu kami memanggil Bambang Soeyono Djanadi, adalah mentor para wartawan muda yang membantu Pak Amir Daud, pemimpin redaksi Bisnis Indonesia ketika itu.
Kini ia telah berpulang ke rahmatullah. Kabar duka itu saya terima pagi ini (Senin, 26 Desember 2016) dari grup WA wartawan senior. "Saya mewakili keluarga Bambang Soeyono Djanadi ingin menyampaikan berita duka cita. Pagi ini pukul 04.48 telah meninggal dunia ayahanda kami. Mohon maaf kepada seluruh saudara dan rekan kerja atas semua khilaf dan kesalahan beliau selama ini. Mohon doanya semoga beliau husnul khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah."
Pesan itu ditulis oleh Elva, anak Pak Djon.
Tentu saja banyak yang merasa kehilangan dan kesan yang mendalam. Huberta Linda Tangdialla, wartawan senior yang kini menjadi aktivis perempuan teringat ketika pertama kali masuk Bisnis Indonesia. "Beliau termasuk guru saya ketika belajar jadi wartawan dan mengajarkan tentang pentingnya koordinasi dalam satu desk dan antar-desk," kenang Linda.
Lain lagi kenangan Presdir PT Jurnalindo Aksara Grafika (Bisnis Indonesia Group) Lulu Terianto.
"Pak Djon orang yang baik, pandai, banyak baca buku, banyak ide ide yang cemerlang, berpikiran positif, penolong dan banyak membimbing teman-teman di Bisnis Indonesia."
Kini Pak Djon telah tenang di sisi Allah SWT. Selamat beristirahat Pak Djon. Kami selau mengenangmu...