Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mengoptimalkan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Iran untuk menjalin kerja sama yang erat dengan pelaku bisnis dari bumi Persia ini. Sasaran utama kerja sama adalah sektor energi.
Menteri ESDM Ignasius Jonan yang tiba di Teheran sebelum Presiden telah melakukan pertemuan dengan Mapna dan NIOC (perusahaan minyak Iran) untuk membahas kerja sama di bidang energi dan migas yang akan dilakukan.
Melalui siaran pers Biro Pers Istana Kepresidenan, Rabu (14/12/2016), Jonan mengatakan kerja sama Pertamina dengan NIOC merupakan timbal balik pengelolaan wilayah kerja Pertamina di Iran.
“Impor minyak mentah atau LPG akan dibicarakan besok (dan) kerja sama teknis di bidang gas turbin antara Mapna dengan PLN. Di samping itu ada kemungkinan dibuka counter trade (barter) Indonesia-Iran,” kata Jonan.
Detik kerja sama tersebut, tuturnya, akan disampaikan setelah pertemuan antar CEO Indonesia-CEO Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaaikan Iran dan Indonesia memiliki potensi kerja sama ekonomi yang sangat pesat terutama di bidang energi dan migas.
Potensi ini, lanjutnya merupakan peluang yang sangat besar setelah dapat diselesaikannya joint comprehensive plan of action pada bulan Juli 2015 lalu. Di bidang migas, menurut Menlu, sudah dilakukan pembicaraan kerja sama pada tahun lalu.
“Jadi kunjungan Presiden bersama menteri lainnya adalah dalam rangka mengkongkretkan kerja sama di bidang migas. Di bidang migas inilah yang akan menjadi prioritas kerja sama dengan Iran,” tutur Retno.
Terkait kerja sama bidang ekonomi, diungkapkan Menlu, pada Kamis (15/12) akan dilakukan pertemuan antara CEO Iran dengan CEO Indonesia yang dihadiri para menteri di bidang ekonomi yaitu Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.