Kabar24.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) melakukan seminar bersama dengan Korea Internet & Security Agency (KISA).
Sesmenko Polhukam Yayat Sudrajat mengatakan seminar itu bertujuan untuk bertukar informasi mengenai pengamanan sibernetika.
“Mudah-mudahan saya yakin bermanfaat bagi kepentingan kita,” kata Yayat di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Yayat menilai kesadaran membangun pertahanan sibernetika harus berjalan beriringan dengan kemajuan teknologi. Saat ini, hampir seluruh aspek kehidupan sudah terhubung melalui dunia sibernetika.
Tidak terlepas kementerian dan lembaga di Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital untuk memudahkan pekerjaan. Polhukam telah melihat bahaya serangan sibernetika terhadap Indonesia, karena itu pertukaran informasi dengan negara yang lebih maju sangat dibutuhkan.
Serangan melalui dunia maya telah menjadi tren baru karena dinilai lebih efektif ketimbang serangan secara konvensional atau fisik. Selain itu dampak dari serangan sibernetika bisa lebih masif ketimbang serangan konvensional.
“Kerusakan masif seperti melumpuhkan infrastruktur, industri keuangan, utilitas umum, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Kerusakan tersebut pun dapat tercipta dengan konsekuensi biaya dan korban jiwa yang lebih rendah dibanding perang konvensional.
Presiden KISA Shin Dae-Kyu mengatakan, bahwa ancaman serangan sibernetika di negara manapun sama. Hanya bentuk dan jenis serangan yang mungkin berbeda.
“Hacker selalu menyerang dengan mencari kelemahan yang paling lemah,” ujarnya.