Kabar24.com, JAKARTA - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menjelaskan faktor-faktor mengapa gempa bumi dahsyat kemarin telah menyebabkan infrastruktur di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, rusak berat.
"Secara ukuran gempa sebenarnya termasuk menengah, namun ternyata dampak kerusakannya begitu besar. Kami menafsirkan ada tiga faktor yang menyebabkan hal tersebut yaitu kedangkalan gempa, struktur lapisan batuan dan konstruksi bangunan," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial di kantor BPSDM, Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Ego Syahrial mengatakan, untuk kedangkalan gempa, gerakan yang terjadi adalah pada permukaan paling luar, sehingga dekat dengan lapisan tanah yang digunakan untuk menopang berbagai bangunan.
Kedua, adalah permasalahan lapisan batuan. Di daerah Kabupaten Pidie Jaya lapisan penyusunnya adalah batuan kuarter dan tersier di mana batuan ini memiliki sifat mudah lapuk dan mudah berguncang karena tidak mampu meredam getaran.
"Batuan yang lapuk itu, terkena getaran sedikit saja, akibatnya justru menjadi penghantar getaran tersebut, sehingga tidak mampu menahan banyak pergeseran dari lempeng tanah," kata Ego.
Ketiga, faktor struktur bangunan. Sebagian bangunan di Kabupaten Pidie Jaya tidak dirancang untuk tahan terhadap gempa. Jadi, bila terkena getaran bisa berakibat struktur bangunan rusak atau paling parah, roboh.
Selain ketiga faktor itu, Aceh adalah salah satu lokasi pertemuan dua lempeng besar yaitu lempeng Hindia-Australia dan Eurasia. Menurut Ego, jika lempeng ini bergerak sedikit saja maka akan memberikan guncangan besar.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sudah menurunkan tim ke Pidie Jaya untuk mempelajari kembali pemetaan yang sudah bergerak.
"Lempengnya memang besar di Provinsi Aceh, namun prediksi kami yang melewati Kabupaten Pidie Jaya hanya cabang-cabang dari lempengan tersebut, ini sedang kami pelajari jalurnya," kata Ego.
Menurut dia, ada dua cabang lempeng yang melewati Kabupaten Pidie Jaya, yaitu cabang lempeng Samalanga dan Sekar Meridu.
Belum diketahui lempeng mana yang menyebabkan kerusakan besar, yang jelas tim sedang berkoordinasi untuk mempelajari jalur cabang lempeng dan memetakan kembali sudah sejauh mana lempeng itu bergerak.