Kabar24.com, PIDIE JAYA--Petugas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, Aceh berupaya menutupi retakan di jalan raya akibat gempa tektonik berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) pada Rabu (7/12) pagi dengan menambalnya.
Pantauan Antara, Kamis, jalan retak terlihat di sejumlah titik dengan memanjang hingga arus kendaraan hanya menggunakan satu jalur saja.
Retakan itu juga terlihat di sejumlah jembatan akibat besarnya kekuatan gempa tersebut. Petugas memasukkan pasir ke dalam celah-celah retakan jalan retak itu.
Sementara itu, sejumlah masjid dan rumah milik warga yang berada di kiri kanan jalan kabupaten mengarah ke kantor Bupati Pidie Jaya, ambruk.
Ada salah satu rumah milik warga yang berlantai dua, bangunannya sudah miring dan sebagian atapnya sudah hilang terjatuh.
Bak kota yang dilempar bom dari pesawat, bangunan itu sudah tidak berbentuk. Sementara itu, aparat gabungan dari TNI dan Polri harus bekerja keras mencari korban reruntuhan bangunan dengan dibantu eskavator.
Sedangkan warga banyak yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian darurat karena khawatir akan terjadinya gempa susulan.
Sebelumnya, salah satu korban gempa Basri di lokasi pengungsian di Gampong (desa) Masjid Tuga, Kamis menyatakan, usai gempa dasyat Rabu (7/12) pagi pihaknya enggan kembali ke rumah dan khawatir terjadi gempa susulan.
"Akibat gempa Rabu pagi rumah kami retak parah dan gempa susulan terus terjadi, kami takut kembali ke rumah," ucap Basri.
Untuk menghindari bertambahnya jatuh korban, pihaknya sepakat mengungsi sementara waktu ke Dayah Al-Muhajirin, pasalnya guncangan gempa bumi berdampak robohnnya bangunan maupun rumah yang ditempati oleh warga.
"Gempa subuh itu saja banyak rumah yang roboh, apalagi rumah yang sudah retak tentu sangat mudah roboh," ujarnya.