Kabar24.com, MAKASSAR - Universitas Hasanuddin bakal lebih memperketat pengawasan jalur penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran seiring dengan terungkapnya praktik percaloan di kampus tersebut.
Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan langkah tersebut merupakan pula langkah antisipasi terulangnya praktik percaloan serta menjaga kualitas sistem penerimaan mahasiswa baru, terkhusus untuk Fakultas Kedokteran.
Adapun praktik ilegal di kampus merah tersebut terungkap seiring dengan laporan yang diterima kepolisan perihal dugaan tindak pidana penipuan sebesar Rp400 juta yang dilakukan oknum pegawai Unhas terhadap salah seorang orang tua calon mahasiwa Fakultas Kedokteran.
"Ke depannya, kami secara rutin akan melakukan pembinaan ke seluruh jenjang, baik tataran dosen maupun pegawai. Orientasinya agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," katanya kepada wartawan, Rabu (7/12/2016).
Dwia menguraikan masyarakat sebenarnya juga bisa mengakses informasi secara langsung terkait penerimaan mahasiswa baru Unhas melalui website resmi yang dilengkapi panduan secara jelas. Hal tersebut bisa menekan potensi terjadinya praktik percaloan pada setiap ajaran baru.
Sejauh ini, katanya, Unhas memiliki empat jalur penerimaan meliputi jalur undangan, kedua test nasional, ketiga jalur mandiri serta jalur khusus mahasiswa internasional.
"Sehingga jika ada informasi penerimaan di luar empat jalur itu, tidak jelas sumbernya jangan mudah percaya. Tidak ada itu penambahan kuota, dan lain-lain. Setiap tahun kami sudah dijatah, fakultas ini sekian, fakultas itu sekian," paparnya.
Adapun untuk oknum terduga pelaku praktik percaloan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran, yang juga tercatat sebagai PNS lingkup Unhas diusulkan untuk diberhentikan secara tidak hormat atas tindak pidana yang telah dilakukan.
"Tidak ada kata tawar menawar bagi PNS Unhas yang melakukan upaya-upaya menipu dan merugikan masyarakat. Kami secara tegas akan usulkan pemecatan status PNS-nya ke kementerian,” tegas Dwia.
Sebelumnya, kepolisian tengah mendalami secara intensif keterlibatan dua terduga pelaku praktik percaloan yakni Nurjannah Jalil (53) dan Rahmatia (36) berdasarkan laporan dari Suriana (37) yang merasa tertipu hingga Rp400 juta dan sebagai jaminan kelulusan anaknya masuk ke Fakultas Kedokteran Unhas.
Namun ketika pengumuman beberapa waktu lalu, nama anak dari Suriana tidak masuk dalam daftara mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Unhas, sedangkan uang Rp400 juta tidak kunjung dikembalikan oleh terduga praktik percaloan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polsek Tamalanrea AKP Sahar mengemukakan pihaknya masih terus fokus melakukan proses penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Menurut dia, penyidiknya sangat berhati-hati dan tidak ingin gegabah mengambil keputusan. Pasalnya, ia menduga masih banyak korban yang belum melapor. Berikut barang bukti yang ditengarai masih dalam penguasaan pelaku.
"Kami sangat hati-hati menangani kasus ini, kalau penetapan tersangka semua masih penyelidikan. Saksi-saksi masih kami periksa, barang bukti dan alat bukti lain juga diduga masih ada. Ini masih akan kami kembangkan," kata Sahar.
Sahar mengatakan, kedua pelaku saat ini masih dimintai keterangan sejak kemarin. Hasil keterangan itu nanti akan dicocokan dengan keterangan saksi lainnya. "Intinya, semua akan kami proses sesuai hukum yang berlaku," katanya.