Bisnis.com, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri fasilitas toilet umum merupakan salah satu unsur penting yang berkontribusi pada daya saing pariwisata. Guna menjaring ide-ide segar dari publik mengenai desain toilet umum yang nyaman, hiegenis dan ramah lingkungan, Kementerian Pariwisata mendukung kegiatan sayembara desain toilet umum yang digelar Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) bersama Green Building Councing Indonesia.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman mengatakan daya saing pariwisata Indonesia ditargetkan pada posisi 30 dunia pada 2019. Posisi saat ini berada di ranking 50.
Laporan World Economic Forum mengenai Travel and Tourism Competitiveness Report 2015 menyebutkan indikator kelemahan pariwisata Indonesia antara lain pada infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT, health and hygiene. Kelemahan lainnya pada aksesibilitas yang meliputi masalah konektivitas, kapasitas kursi dan penerbangan langsung.
"Kelemahan ini terus kita perbaiki dan mulai membaik, termasuk untuk health and hygiene kita perbaiki melalui program Sapta Pesona dan Sadar Wisata. Melalui sayembara desain toilet umum ini kita harapkan sebagai media untuk memperbaiki unsur health and hygiene agar meningkat sesuai standar global," katanya di Jakarta, Senin (5/12/2016).
Ketua ATI Naning Adiwoso mengatakan penyelenggaraan sayembara itu sebagai upaya memberi kesadaran kepada pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata untuk menyediakan fasilitas toilet umum yang layak bagi masyarakat.
"Ini merupakan bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan 2020 (Sustainable Development Goals 2020) yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang," kata dia.
Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Noer Adi Wardojo, Pusat Standardisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan berbagai standar fasilitas publik yang harus ada di pasar tradisional, termasuk di antaranya adalah toilet umum.
"Kami berharap pemerintah daerah dapat menggunakan desain pemenang untuk digunakan sebagai inspirasi dalam pembangunan dan renovasi pasar-pasar tradisional serta berbagai fasilitas publik di wilayahnya,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Bandara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Yudhi Sari Sitompul. Menurutnya toilet umum bandara yang manusiawi akan memberi kepuasan bagi pengguna bandara yang tinggal di daerah maupun berkunjung ke daerah-daerah.
Sayembara Desain Toilet Umum juga didukung oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta sponsor industri.
Salah satu kriteria penilaian sayembara yakni karya yang dibuat harus memuat unsur ramah lingkungan sebagaimana.
Ada enam kategori yang dilombakan yakni toilet umum di kawasan wisata pegunungan; kawasan wisata pantai, kawasan konservasi alam, toilet apung di penginapan atau homestay, toilet umum bandara UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara), dan toilet umum di pasar rakyat/tradisional.
Desain toilet umum tersebut terdiri atas toilet pria, toilet wanita, toilet disabilitas, janitor room dan ruang menyusui. Sayembara ini terbuka untuk umum, mahasiswa, pekerja bidang desain, maupun arsitektur dan sipil dengan total hadiah Rp300 juta. Batas akhir penerimaan materi desain pada 28 Februari dan pengumuman pemenangnya pada 23 Maret 2017.