Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEMO 212: GNPF-MUI Bungkam Soal Jaminan Keamanan Jurnalis

Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) MUI tak ingin menjawab atau memilih bungkam saat ditanya soal jaminan kemanan bagi awak media yang tengah meliput Aksi Bela Islam III pada 2 Desember besok.
Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) saat melakukan unjuk rasa di Jakarta pada 4 November 2016. (Foto ini mengganti foto sebelumnya, mohon maaf atas kekeliruan tersebut)/Antara-Akbar Nugroho Gumay
Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI) saat melakukan unjuk rasa di Jakarta pada 4 November 2016. (Foto ini mengganti foto sebelumnya, mohon maaf atas kekeliruan tersebut)/Antara-Akbar Nugroho Gumay

Kabar24.com, JAKARTA - Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) MUI tak ingin menjawab atau memilih bungkam saat ditanya soal jaminan kemanan bagi awak media yang tengah meliput Aksi Bela Islam III pada 2 Desember besok.

“Apakah akan ada jaminan keamanan bagi awak media melihat pada aksi 411 sebelumnya beberapa stasiun TV (Kompas dan Metro TV) mengalami aksi diskriminasi dan intimidasi. Kami di lapangan sama juga Pak, hanya menjalankan tugas,” tanya seorang jurnalis televisi.

Mendengar pertanyaan tersebut, Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir agak ragu untuk menjawab dan akhirnya memilih bungkam.

Melihat sikap ketua GNPF MUI tersebut, akhirnya Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian yang menjawab dengan memberikan jaminan keamanan bagi awak media dalam meliput Aksi Bela Islam jilid III di Monas pada 2 Desember besok.

“Agar awak media membaur dengan masyarakat baik-baik. Kami akan amankan,” ujar Tito dalam konferensi pers terkait Aksi Bela Islam III, di kantor MUI, Senin (28/11/2016).

Pada intinya, Tito berharap agar jurnalis memberitakan secara objektif peristiwa yang terjadi. "Kami juga akan amankan, tapi utamanya kami amankan keamanan jalannya acara dulu, pengamanan yang utama ya pengamanan dari Allah SWT,” lanjutnya.

Diketahui pada aksi 411 lalu, beberapa stasiun TV mengalami diskriminasi dan intimidasi dari peserta aksi. Mereka dianggap tidak pro dengan aksi tersebut sehingga sempat terjadi pengusiran dan perebutan memori kamera yang berisi gambar liputan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper