Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Agama mengajak semua umat beragam untuk terus menjalin komunikasi dan bergandengan tangan dalam menghadapi setiap gerakan antitoleransi dan anti keragaman. Untuk menjaga toleransi, pemerintah tidak bisa berjalan sendirian karena membutuhkan peran tokoh agama.
Menteri Agama Lukman Hakim mengatakan Indonesia adalah bangsa majemuk. Indonesia kaya akan keragaman suku, ras, bahasa, adat istiadat, dan juga agama. Semuanya menyatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Itu sebabnya diperlukan usaha semua pihak, semua umat beragama, untuk terus menjalin komunikasi dan bergandengan tangan, bersatu padu untuk menghadapi aksi intoleransi dan anti kemajemukan," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (18/11/2016).
Menag menyampaikan hal itu dihadapan pada peserta Sidang Sinode ke-46 Gereja Kristen Sulawesi Tengah di Palu. Lukman berharap agar sidang sinode ini kali dapat menghasilkan terobosan yang berdampak pada peningkatan kerukunan antar-umat beragama.
"Mari kita kibarkan suluh kerukunan ke seluruh persada Nusantara, karena mewujudkan kerukunan adalah bagian dari perintah Tuhan kepada umat-Nya," tambahnya.
Lukman menegaskan untuk mewujudkan kerukunan antar-umat, pemerintah tidak dapat berjalan sendirian.
"Di sinilah letak peran para penyuluh, para pemuka agama Kristen, pembina rohani dan pimpinan lembaga keagamaan Kristen sebagai barisan terdepan yang langsung berhubungan dengan umat," tandasnya.