Kabar24.com, KAIRO—Terpilihnya Donald Trum sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 mendapat respon dari kelompok anti AS. Dari Afghanistan hingga Aljazair, kaum jihadis berencana menggunakan kemenangan Trump sebagai alat propaganda untuk merekrut pejuang baru ke medan perang mereka.
Komandan Taliban dan pendukung Negara Islam mengatakan kampanye Trump terkait kebijakannya terhadap kelompok Muslim yang bernada negative, akan menjadi alat sempurna dalam upaya perekrutan mereka, terutama bagi kaum muda yang tidak puas di dunia Barat.
"Orang ini [Trump] adalah maniak. Perkataannya yang membenci umat Islam akan membuat pekerjaan kami jauh lebih mudah karena kita bisa merekrut ribuan," kata Abu Omar Khorasani, Komandan IS di Afghanistan kepada Reuters, Senin (14/11).
Trump berbicara keras terhadap kelompok-kelompok yang dianggap militan pada kampanyenya. Dia berjanji untuk mengalahkan terorisme Islam radikal seperti saat AS memenangkan Perang Dingin atas Uni Soviet.
Sebagai Presiden AS terpilih, Trump akan memperketat larangan terhadap imigran Muslim dari negara-negara yang memiliki sejarah ‘mengekspor’ terorisme.
Trump telah menawarkan beberapa rincian tentang rencananya untuk memerangi berbagai kelompok radikal, termasuk IS, Taliban dan al Qaeda. Hal itu dinilai mewakili spektrum yang luas dari pandangan politiknya.
"Dia tidak membedakan antara ekstremis dan tren Islam moderat dan pada saat yang sama, ia menghadapi fakta bahwa ekstremisme yang dihadirkan AS akan menghasilkan ekstremisme dalam menentang kebijakan AS," kata ulama Syiah paling berpengaruh di Irak, Moqtada al-Sadr, dalam sebuah pernyataannya.