Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILPRES AS 2016: Pemilih Datangi TPS

Pemilih mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Amerika Serikat pada Selasa (8/11), tapi banyak warga masih kecewa oleh calon presiden dan kesulitan memutuskan siapa yang akan menjadi pemimpin selanjutnya negeri itu.
Pemilih tengah berada di tempat pemungutan suara pada Pilpres AS 2016./REUTERS
Pemilih tengah berada di tempat pemungutan suara pada Pilpres AS 2016./REUTERS

Bisnis.com, NEW YORK -  Pemilih mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Amerika Serikat pada Selasa (8/11/2016), tapi banyak warga masih kecewa oleh calon presiden dan kesulitan memutuskan siapa yang akan menjadi pemimpin selanjutnya negeri itu.

Calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan calon Partai Republik Donald Trump memberi suara mereka bersama dengan keluarga mereka pada pagi hari pemungutan suara, Selasa.

Namun, nasib mereka serta masa depan negeri itu akan ditentukan oleh pemilih Amerika di seluruh negeri tersebut. Walaupun Hillary mengungguli Trump dengan selisih beberapa persen dalam jajak pendapat nasional terakhir, persaingan masih dipandang berjalan ketat.

Di satu TPS di Borough, Brooklyn, New York, puluhan pemilih telah berbaris di luar gedung mulai pukul 07.00 waktu setempat. Banyak pekerja pemungutan suara sibuk membantu pemilih untuk menemukan pendaftaran mereka, mengisi kertas suara dan memberi suara mereka.

Peter Vanden Bos mengatakan ia memberi suara buat Hillary sebab ia berpendapat Trump memecah belah, sama sekali tidak berkualitas dan tidak cocok untuk menjadi presiden.

"Saya berharap kampanye tidak terlalu penuh perdebatan dan negatif," kata Vanden Bos, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. "Saya senang ini berakhir." Dengan mengenakan topi merah cerah dengan tulisan "Make America Free Again", pendukung Trump --Alex Burlak-- menjadi pemandangan langka di Borough --yang dipandang sebagai lebih liberal ketimbang bagian lain kota itu.

Burlak, seorang pemilik toko farmasi, mengatakan ia percaya Hillary Clinton adalah politikus paling korup dalam sejarah AS dan "tak pernah memberitahu kebenaran secara terbuka".

Burlak mengatakan ia telah bertemu dengan banyak pendukung Trump setiap hari, dan bahkan meskipun New York menjadi negara bagian yang akhirnya akan mendukung Hillary Clinton, ia tetap ingin suaranya didengar.

Di Frederick Samuel Community Center di Harlem, bagian utara New York City, pemilih bernama Desiree Kennedy tak ingin mengungkapkan siapa yang ia pilih, tapi mengatakan, "Jujur saja, saya tak peduli dengan kedua calon." "Sungguh menakutkan bahwa pada 2016 masih ada banyak orang yang memiliki pandangan sangat rasis, pandangan negatif dan pandangan yang berlandaskan gender," kata Desiree Kennedy, yang menambahkan ia "berharap itu akan berubah".

Di TPS yang sama, Pauline Grant (44) mengatakan wanita itu memberi suara untuk moral ketimbang nilai.

Ia menyatakan, selama lima generasi sejak kakek-buyutnya, keluarganya telah memberi suara buat Partai Demokrat. "Itu adalah tradisi keluarga." Ketika ditanya apakah ia berpendapat Hillary dapat menyatukan kembali negeri tersebut dan membuatnya besar kalau Hillary terpilih, ia mengatakan ia kira tidak. Ia mengatakan ia percaya media bias terhadap Trump.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : REUTERS/ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper