Bisnis.com, JAKARTA - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eriko Sotarduga membantah jika ada kepentingan elit politik dalam aksi demo yang akan terjadi pada 4 November besok.
Menurutnya, dalam demo besok tidak ada sesuatu hal yang terlalu mengkhawatirkan hal hal yang berkaitan dengan demo besok.
“Kita melihat dari indikator ekonomi tidak ada perubahan yang signifikan, hanya berubah Rp5, lalu tidak ada yang signifikan di bandara-bandara ataupun bursa, ini baik-baik saja, mengenai pengamanan yang ditingkatkan ya wajar,” ujar Eriko kepada Bisnis, Kamis (3/11/2016).
Lebih lanjut, dia menganggap jika demo tersebut hanyalah murni soal aspirasi masyarakat. “Kalau dari sudut politik, ya tidak ada hal yang luar biasa. ini normal. tidak ada kaitannya dengan kepentingan elit politik. Demo dengan pilkada kan beda, wong pilkadanya juga masih jauh. jadi kalau dibilang ada kaitannya ya tidak ada,” tukasnya.
Koordinator Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Julius Ibrani menyampaikan pendapatnya mengenai Presiden RI Joko Widodo menemui bekas rivalnya di Pilpres 2014, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Menurut Julius, momen yang menggambarkan ketenangan dan persahabatan tersebut jangan sampai dianggap sebagai cara yang ampuh untuk menenangkan masyarakat.
“Momen gambaran Jokowi yang menerima topi cowboy. Dia naik kuda bersama dengan penuh ketenangan, jangan pernah dianggap untuk menenangkan warga negara,” ujar Julius di kantor Imparsial.
Lebih lanjut, dia menganggap hal yang dilakukan oleh Jokowi tidak bisa menghilangkan kekhawatiran yang tengah terjadi pada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya DKI Jakarta. “Kenapa? Karena faktanya di lapangan itu ratusan anggota berseragam dengan senjata lengkap itu turun ke lapangan,” jelasnya.
Julius pun menjelaskan masyarakat panik lantaran aparat penegak hukum kini telah melakukan persiapan tepat di lokasi umum yang biasa digunakan oleh masyarakat sipil.
“Jadi, ketakutan masyarakat terhadap (demo) 4 November. Kepanikan masyarakat melihat orang-orang berseragam sudah ngumpul dan latihan di ranah publik di Monas dan tempat-tempat lain,” tegasnya.
Lanjutnya, yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah pembuktian yang jelas dan lebih konkret daripada sekadar memamerkan foto. “Itu tidak bisa menjawab dengan dia hanya melakukan foto-foto santai bertopi dan berkuda,” tukasnya.