Kabar24.com, JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra bisa menurunkan tensi politik menjelang demo besar-besaran pada Jumat (4/11/2016) mendatang.
"Bisa sangat membantu mendinginkan suasana, kemudian mengarahkan semua orang untuk berpikir konstruktif untuk negara ini. Apalagi dengan dibumbui dengan jumpa pers bersama sangat konstruktif," kata Ketua DPR Ade Komarudin menanggapi pertemuan tersebut di Gedung DPR, Senin (31/10/2016).
Sejumlah elemen dan Ormas Islam berencana menggelar aksi unjuk rasa pada 4 November nanti di Istana Negara. Aksi itu digelar terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Lebih jauh Akom, sapaan akrab Ade Komarudin, berjanji akan berkomunikasi dengan Presiden Jokowi terkait aksi tersebut guna mencari solusi yang komprehensif.
"Ya nanti saya akan komunikasikan," ujarnya.
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mengatakan pelaku usaha tidak perlu khawatir dengan aksi demo pada 4 November mendatang, karena aksi tersebut tidak bertujuan untuk melakukan kegiatan anarkistis. Menurutnya, aksi itu adalah hak konstitusi rakyat untuk penegakkan hukum secara adil.
Aksi dari kalangan umat Islam itu, ujarnya, bertujuan agar pelaku dugaan penistaan agama, Cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) segera diproses hukum. Aksi tersebut dilakukan karena lambatnya aparat penegak hukum untuk memproses laporan masyarakat terkait dugaan pensitaan agama oleh Ahok.
Hanya saja, dia mengingatkan, agar pihak kepolisian dalam hal penanganan demo nanti tidak mengambil sikap yang berlebihan. Menurutnya, aparat kepolisian harus mengedepankan sikap-sikap humanis, persuasif, jangan mudah terprovokasi di unjuk rasa itu karena jangan sampai ada suatu agenda sehingga aparat kita terpancing dan menimbulkan chaos.