Kabar24, JAKARTA—Satu orang korban tembakan terluka parah pada Rabu (21/9/2016) pada malam kedua dalam kerusuhan yang terjadi di Charlotte, Carolina Utara, ketika pihak kepolisian anti huru hara membubarkan demonstran yang sulit dikendalikan setelah kejadian fatal penembakan seorang kulit hitam oleh polisi.
Gubernur Carolina Utara kemudian mendeklarasikan status darurat ditengah gangguan tersebut dan mengatakan pasukan Garda Nasional dan Patroli Jalan Raya akan dikirim untuk membantu polisi dalam memulihkan dan menjaga ketertiban di Charlotte.
Kepala Polisi Charlotte, Kerr Putney awalnya melaporkan bahwa seseorang yang mendapat luka tembakan saat melakukan aksi protes telah meninggal tetapi pejabat kota kemudian mengeluarkan pernyataan melalui Twitter yang menyebutkan bahwa pria tersebut telah dibawa ke rumah sakit dan dalam kondisi kritis.
Pejabat kota menyebutkan bahwa tembakan tersebut dilakukan oleh seorang warga sipil dan bukan anggota polisi. Seorang petugas kepolisian juga dirawat karena terluka selama aksi protes yang berlangsung pada Rabu tersebut.
“Kami mencoba untuk membubarkan kerumunan. Kami sudah mencoba sabar tetapi mereka sangat agresif melemparkan botol dan benda-benda lain ke arah petugas. Jadi sudah saatnya untuk melakukanpenertiban,” kata Putney kepada Fox News seperti diberitakan Reuters, Kamis (22/9/2016).
Titik awal kerusuhan di Charlotte merupakan penembakan fatal yang dilakukan polisi terhadap Keith Scott (43) yang menurut polisi memiliki senjata dan menolak perintah untuk menjatuhkannya. Keluarganya dan para saksi penembakan mengatakan saat itu Scott hanya memegang buku dan bukan senjata.
Otoritas setempat belum merilis video kejadian tersebut tetapi wali kota menyebutkan bahwa dia akan melihat rekaman kejadian tersebut.