Kabar24.com, JAKARTA - Masyarakat diminta tidak mempersoalkan ada atau tidak adanya uang tebusan dalam pembebasan WNI yang disandera kelompok militer Abu Sayyaf.
Hal itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait proses pembebasan tiga Anak Buah Kapal (ABK) WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, di Filipina, Sabtu (17/9).
"Tidak usah tanya soal tebusan, yang penting bagaimana sanderanya bebas," kata Panglima TNI, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/9/2016).
Menurut dia, hal yang seharusnya menjadi perhatian adalah keberhasilan dari upaya pembebasan yang telah dilakukan.
Panglima TNI pun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Filipina dan Front Nasional Pembebasan Moro atau Moro National Liberation Front (MNLF) karena telah membantu Indonesia membebaskan ketiga sandera tersebut, yakni Lorence Koten, Theodorus Kopong, dan Emanuel.
"Saya sebagai Panglima TNI mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Filipina dan angkatan bersenjata Filipina yang melakukan upaya bersama-sama MNLF untuk membebaskan sandera," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) ini.
Jenderal bintang empat ini berharap enam ABK yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf juga dapat segera bebas.
Sebelumnya, Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pembebasan tiga WNI merupakan hasil koordinasi pemerintah Filipina dan Moro National Liberation Front (MNLF) pimpinan Nur Misuari yang membantu proses negosiasi pemerintah dengan Abu Sayyaf.
Menhan juga menegaskan tidak ada uang tebusan dari pemerintah yang dibayarkan kepada Abu Sayyaf dalam proses pembebasan ini.
"Yang jelas pemerintah Indonesia dan Filipina tidak boleh mengeluarkan satu sen pun untuk tebusan. Kalau pun ada (uang) dari pihak keluarga atau simpatisan untuk operasional pembebasan di sana ya mungkin saja, tetapi saya tidak tahu dan tidak mau tahu," ujarnya.