Kabar24.com, WASHINGTON—Kejaksaan Negeri AS telah memulai penyelidikan resmi kepada Wells Fargo & Co terkait tudingan adanya keterlibatan secara sistemik oleh perusahaan, terkait aksi penipuan karyawannya kepada para nasabahnya.
Kantor Kejaksaan yang berada di Manhattan dan San Francisco mengaku sedang mendalami kasus karyawan Wells Fargo yang dituding melakukan sejumlah penipuan kepada nasabah, termasuk pembukaan rekening nasabah secara fiktif untuk meningkatkan target penjualan.
Akibat aktivitas ilegalnya tersebut, bank terbesar keempat di AS tersebut terancam denda dari pemerintah AS. Total denda yang harus dibayar US$190 juta dengan rincian US$185 juta kepada diserahkan kepada pemerintah dan US$5 juta untuk dibayarkan kepada nasabah yang dirugikan.
Penyelidikan Kejaksaan AS ini akan digunakan sebagai acuan untuk menyetujui ancaman denda tersebut. Namun demikian, baik Wells Fargo maupun Kantor Kejaksaan AS Manhattan enggan untuk mengomentari aktivitas penyelidika tersebut.
“Kami belum mau mengomentari apakah kami sudah atau belum melakukan penyelidikan ke Wells Fargo,” kata Abraham Simmons, juru bicara Kantor Kejaksaan AS di San Francisco, Kamis (15/9/2016).
Seperti diketahui, pada 8 September 2016 sejumlah nasabah Wells Fargo melaporkan kecurigaannya pada aktivitas perbankan yang tak dilakukannya selama ini. Selain itu, bank tersebut juga secara tak langsung memaksa nasabah mereka untuk membeli produk perbankan perusahaan agar target penjualan tercapai.
Para karyawan secara sengaja menerbitkan kartu debit dan kartu kredit tanpa sepengetahuan nasabah. Mereka sengaja memanipulasi surat elektronik atas nama nasabahnya untuk memperoleh formulir pengajuan produk yangakan dibeli.
Di sisi lain, para karyawan Wells Fargo telah secara sengaja membuka akun nasabah fiktif untuk mencapai target penjualan. Total 2 juta nasabah palsu dibuat secara ilegal. Hal itu dilakukan oleh para karyawannya untuk memperoleh insentif akibat mencapai target penjualan.
“Pelanggaran perusahaan [Wells Fargo] sangatlah berat. Saya tak heran jika dendanya merupakan yang terbesar sepanjang sejarah,” kata Richard Cordray, Direktur CSFB.
Sebelumnya, manajemen bank tersebut mengaku telah melakukan tinjauan independen terkait rekam jejak penjualan produk perbankan sejak 2011. Manajemen juga mengaku telah memecat karyawannya yang terbukti terlibat penipuan.
Bank yang pernah terpuruk akibat krisis 2008 AS ini pun tidak mengakui atau membantah tuduhan yang menyebutkan adanya keterlibatan keterlibatan atau arahan khusus dari perusahaan agar karyawannya melakukan kecurangan tersebut.
Skandal ini bahkan telah membuat sejumlah bursa saham di AS terpengaruh. Saham Wells Fargo yang melemah 3,3% pada Rabu (14/9) telah membuat kekayaan sejumlah taipan ikut tergerus. Kekayaan Warren Buffet bahkan harus anjlok US$1,4 miliar karena saham perusahaan nya Berkshire Hathaway Inc. tergelincir 2%.
Selain itu kekayaan pemilik Inditex SA, Amancio Ortega juga terjerumus hingga US$ 3,3 miliar atau menjadi yang paling besar di antara taipan Paman Sam lain. Senada saham Bill Gates juga hilang hingga US$ 2,4 miliar. ()