Bisnis.com, JAKARTA—Sadarkah kamu bahwa bumi tempat tinggal kita semakin menua? Waktu terus berputar dan kehidupan pun berubah dalam beberapa puluh tahun terakhir khususnya iklim.
Fakta tersebut dibuktikan oleh satu tim yang melakukan perjalanan untuk investigasi ke sepuluh negara. Dalam tayangan tersebut, mereka mencoba memahami apa saja yang dapat memprovokasi terjadinya bencana yang dapat membinasakan populasi manusia.
Tidak hanya itu, mereka mencoba menyadari penonton untuk ingat dan segera mencegahnya sebelum terlambat. Film tersebut juga menampilkan kondisi dunia yang mungkin terjadi di masa depan.
Berjudul “Tomorrow”, film yang dibintangi Mélanie Laurent juga Cyril Dion dan dua orang lainnya mencoba memperlihatkan bagaimana orang-orang diberbagai belahan dunia mencoba menyelamatkan bumi tempat kita tinggal.
Hal ini turut menjadi perhatian Uni Eropa yang menggelar screening movie “Tomorrow” di Institut Prancis di Indonesia, Selasa (13/9/2016). Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim telah menjadi elemen penting dalam hubungan Uni Eropa dengan Indonesia.
Duta Besar Uni Eropa Vincent Guérend mengungkapkan deforestasi illegal, degradasi lahan gambut dan kebakaran hutan tidak hanya berdampak buruk pada iklim global, namun juga mengancam manusia dan ekosistem yang esensial bagi kehidupan manusia.
Indonesia merupakan salah satu dari emiten gas rumah-kaca tertinggi di dunia dan telah menegaskan komitmennnya dalam menangani penyebab perubahan iklim pada konferensi iklim Paris (COP21) dengan berjanji mengurangi emisi sebesar 29% pada tahun 2030, dan 41% dengan bantuan internasional.
Oleh karena itu, isu perubahan iklim menjadi sangat penting dalam prioritas kerjasama pembangunan Uni Eropa serta para Negara Anggotanya dengan Indonesia,” bebernya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar mengatakan bumi hadir sejak 16 juta tahun lalu, namun manusia yang hidup dapat merusaknya hanya dalam waktu 60 tahun saja.
“Saya percaya gaya hidup kita dapat mengubah iklim. Inilah yang akan kami galakkan bahwa hutan paling penting,” tegasnya.
Pihaknya mengaku sudah bekerjasama dengan Uni Eropa yang mendukung Indonesia melalui sebuah program respon perubahan iklim untuk menciptakan rencana pembangunan yang rendah karbon. Upaya ini termasuk dukungan dalam pengembangan kebijakan perubahan iklim, legislasi, serta praktik institusi pemerintahan di Aceh dalam mencapai perencanaan rendah-emisi, serta memfasilitasi dialog kebijakan dan peraturan ramah lingkungan yang partisipatif.