Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WNI DISANDERA, Pengamat: Abu Sayyaf Kecanduan Nyulik. Saatnya Indonesia Gelar Operasi Militer

Indonesia dinilai sudah tidak saatnya lagi melakukan pendekatan lembut terhadap para pelaku penculik dan penyandera WNI. Pasalnya, tindakan kelompok Abu Sayyaf sudah terkesan sebagai sebuah kecanduan untuk menculik.
Milisi Abu Sayyaf/Reuters
Milisi Abu Sayyaf/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Indonesia dinilai sudah tidak saatnya lagi melakukan pendekatan lembut terhadap para pelaku penculik dan penyandera WNI. Pasalnya, tindakan kelompok Abu Sayyaf sudah terkesan sebagai sebuah kecanduan untuk menculik.

Pengamat terorisme Al Chaidar, menilai sudah saatnya pemerintah Indonesia dan Filipina melakukan pembebasan sandera melalui operasi militer setelah satu lagi WNI diculik kelompok separatis bersenjata Abu Sayyaf di perairan Malaysia pada 3 Agustus.

Menurut Chaidar, tindakan Abu Sayyaf menculik WNI terlebih yang beragama Islam, tidak sesuai dengan semangat jihad yang diperjuangkan kelompok Muslim minoritas tersebut.

"Kalau mereka menculik orang beragama lain masih ada kemenangan teologis bagi mereka, mereka masih punya motif. Tetapi kalau menyerang Muslim ya sudah (kita) serang saja habis-habisan, tidak perlu ada negosiasi lagi," ujar Chaidar, Selasa (9/8/2016).

Menyebut kelompok Abu Sayyaf sebagai pecandu penculikan atau "kidnap addict", Chaidar menganggap peristiwa penyanderaan yang telah lima kali menimpa WNI sebagai pernyataan perang yang harus ditanggapi serius oleh pemerintah Indonesia.

"Opsi perang jauh lebih masuk akal, karena kalau negosiasi nanti mereka akan menculik lagi," tutur pria asal Aceh itu.

Proses perundingan, menurut dia, juga semakin rumit karena posisi penyanderaan yang berada di teritori Filipina membuat pemerintah Indonesia tidak leluasa bertindak.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan pasukan-pasukan khusus TNI telah siap bila sewaktu-waktu perlu dikerahkan ke daerah operasi guna menyelamatkan sandera WNI di Filipina.

"Kepada satuan-satuan operasi pasukan khusus untuk siap dengan segala kemungkinan apabila TNI diberi peluang untuk melakukan operasi pembebasan WNI yang disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina," kata Panglima TNI, di Jakarta, Senin (8/8).

Namun demikian, hal itu tidaklah mudah karena konstitusi Filipina melarang keterlibatan militer asing di wilayah kedaulatannya.

Hingga saat ini, WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf berjumlah 11 orang dan belum dibebaskan. Kasus terakhir adalah penyanderaan Herman Bin Manggak, warga asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang merupakan kapten kapal penangkap udang berbendera Malaysia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper