Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WNI DICULIK LAGI: Ini Perairan Tempat Pelaut Indonesia Diculik Kelompok Bersenjata

Sekelompok pria bersenjata yang tak dikenal menculik pelaut Indonesia di Laut Sulu, menurut satu pejabat.
Ilustrasi: Pasukan Abu Sayyaf/Reuters
Ilustrasi: Pasukan Abu Sayyaf/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Sekelompok pria bersenjata yang tak dikenal kembali menjadikan pelaut berkewarganegaraan Indonesia sebagai korban.

Aksi penculikan ditengarai berlangsung di wilayah perairan Malaysia..

Menurut Dubes Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno, penculikan terjadi pada Rabu lalu di perairan timur laut negara bagian Sabah.

"(Kapal) dihentikan oleh perahu yang mengangkut empat pria bersenjata," kata Prayitno sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Minggu 7/8/2016).

Para penculik menyandera kapten kapal asal Indonesia setelah gagal mendapat 10.000 ringgit yang mereka minta, ujar Prayitno. Para pelaku kemudian melepas dua kru lain, seorang WNI dan satu warga Malaysia.

Pejebat Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir mengatakan lewat pesan singkat terkait aksi penculikan tersebut.

"Kita sudah ketahui hal ini. KJRI kita di Malaysia dan Filipina sedang koordinasi dengan kepolisian dan otoritas setempat. Yang ditahan adalah kapten kapal dari kapal berbendera Malaysia."

Sebelumnya, pada Juli lalu, sejumlah orang bersenjata telah menculik tiga orang warga Indonesia di wilayah perairan bagian timur negara bagian Sabah, Malaysia.

Kementerian Luar Negeri sampai sekarang masih melakukan penanganan terhadap tujuh sandera WNI sekaligus awak kapal TB Charles yang diculik pada akhir Juni lalu.

Awal Juli lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo membantah bahwa seringnya warga negara Indonesia menjadi korban penyanderaan dari kelompok yang diduga Abu Sayyaf disebabkan anggapan bahwa pemerintah akan membayar tebusan terhadap nyawa para sandera tersebut.

Pemerintah Indonesia pun berupaya membebaskan 10 WNI yang disandera di Filipina dengan meminta bantuan kepala Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper