Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SEKJEN PBB: Sudan Selatan Di Tebing 'Neraka'

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Kamis (28/7) mengatakan Sudan Selatan masih berada di tebing neraka dan memperingatkan janji tentang Negara baru bagi perdamaian, keadilan dan kesempatan telah disia-siakan.
Presiden RI Jokowi & Sekjen PBB Ban Ki-moon di KTT Asean./Antara
Presiden RI Jokowi & Sekjen PBB Ban Ki-moon di KTT Asean./Antara

Bisnis.com, PBB, New York - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Kamis (28/7) mengatakan "Sudan Selatan masih berada di tebing neraka" dan memperingatkan "janji tentang Negara baru bagi perdamaian, keadilan dan kesempatan telah disia-siakan".

Ketika berbicara pada debat terbuka di Dewan Keamanan PBB mengenai pembangunan perdamaian di Afrika, Sekretaris Jenderal PBB itu mengatakan, "Saya merasa ngeri oleh luasnya pelanggaran seksual yang didokumentasikan oleh tim Hak Asasi Manusia kami." "Kami menuntut pertanggung-jawaban atas semua kejahatan dan komitmen para pemimpin Sudan Selatan bagi proses perdamaian," katanya.

Bentrokan antara pasukan pemerintah dan oposisi terjadi di Ibu Kota Sudan Selatan, Juba, pada awal Juli, sehingga menewaskan sebanyak 272 orang, termasuk 33 warga sipil.

Negara tersebut kembali terperosok ke dalam konflik pada Desember 2013, setelah Presiden Salva Kiir menuduh wakilnya Riek Machar merencanakan kudeta, tuduhan yang dibantah oleh Machar dan mengakibatkan lingkaran pembunuhan balas dendam.

"Perdamaian di Afrika adalah prioritas utama," kata Ban, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang. "Ini adalah pangkal keprihatinan sangat besar buat semua orang." Sekretaris Jenderal PBB tersebut mengatakan ketidak-stabilan juga menyebar di Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Libya dan Mali, dan sejumlah negara lain.

Namun ia menambahkan di negara lain, lembaga yang efektif sedang dibangun, dan ia menyatakan lembaga inklusif serta bertanggung-jawab adalah landasan yang mengikat Negara dan warga.

Sekretaris Jenderal itu mengatakan bahwa, meskipun ada pujian bagi Dana Pembangun Perdamaian dalam kajian keamanan dan perdamaian baru-baru ini, kekurangan dana masih terjadi.

Untuk mewujudkan perdamain kolektif bagi perdamaian yang berlanjutan, ia meminta pemerintah membantu Konferensi Janji Dana Pembangunan Perdamaian pada September guna mencapai sasaran dana 300 juta dolar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara/Xinhua-OANA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper