Kabar24.com, WASHINGTON - Sebuah laporan menyebutkan naiknya permukaan laut akibat badai dan banjir tidal (pasang) diperkuat dengan perubahan iklim akan berisiko bagi pangkalan militer di sepanjang Pantai Timur dan Pantai Teluk AS.
Kelompok nirlaba Persatuan Ilmuwan Peduli menganalisa 18 instalasi militer yang mewakili lebih dari 120 basis pesisir di seluruh negeri tersebut dalam menimbang dampak perubahan iklim terhadap operasi mereka.
Laporan yang dirilis pada Rabu (27/7/2016) menyebutkan peningkatan permukaan air laut yang lebih cepat pada paruh kedua abad ini bisa berarti bahwa banjir tidal akan menjadi kejadian sehari-hari di beberapa instalasi militer, mendorong perlunya lahan yang bisa digunakan bagi pelatihan militer dan uji coba zona tidal.
Pada 2050, kebanyakan tempat akan mengalami bajir 10 kali lebih sering dibandingkan saat ini dan setidaknya separuh tempat-tempat ini akan mengalami banjir harian.
Sementara empat basis militer termasuk Naval Air Station di Key West Florida dan depot perekrutan Korps Marinis di South Carolina, kemungkinan akan kehilangan 75%-95% lahan mereka abad ini.
Laporan tersebut menyatakan bahwa Pentagon telah menyadari adanya ancaman perubahan iklim yang berdampak pada sejumlah instalasi militer ini. Namun, pihaknya mengingatkan akan kebutuhan lebih banyak sumber daya dan sistem monitoring guna meningkatkan kesiapan.
Bulan lalu, Komite Alokasi AS meluluskan amandemen yang memblokir dana untuk adaptasi iklim strategis dari Pentagon.
“Kepemimpinan pertahanan memiliki tanggung jawab sosial untuk melindungi lokasi-lokasi yang menjadi tempat bergantungnya hidup dan keamanan jutaan warga Amerika,” kata laporan tersebut.