Kabar24.com,WASHINGTON — Berdasarkan sebuah laporan yang dirilis pada Jumat (22/7/2016) Amerika Serikat sepertinya tidak akan bisa memenuhi target pengurangan emisi seperti yang dicantumkan dalam perjanjian Paris mengenai perubahan iklim jika 19 proyek pipa gas alam yang tertunda kembali direalisasikan.
Oil Change International dan 11 organisasi lainnya menemukan bahwa 19 proyek pipa gas tersebut akan mengalirkan setidaknya 15.2 miliar kaki kubik suplai gas baru per hari.
Dengan demikian negara ini akan menggunakan lebih banyak energi berbasis gas ketimbang energi terbarukan dan Amerika tidak akan bisa memenuhi targetnya untung mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 83% dalam periode 2005 - 2050.
“Berdasarkan perhitungan kami prediksi peningkatan konsumsi gas seperti yang dilakukan oleh EIA (Energy Information Administration) saja sudah akan mengarah kepada tingkat emisi yang melebihi target iklim 2040,” sebut laporan tersebut seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/7/2016).
Laporan tersebut merekomendasikan Komisi Regulator Energi Federal yang meninjau pengajuan konstruksi pipa gas dan institusi federal lainnya untuk menimbang efek perubahan iklim yang mungkin diakibatkan infrastruktur baru tersebut (climate test)sebelum menyetujui proyeknya.
Hal yang disebut climate test ini merupakan sebuah ide yang diajukan oleh Kandidat Calon Presiden dari Partai Demokrat Bernie Sanders. Hal ini juga sama dengan kriteria yang diajukan Presiden Barack Obama ketika dia menolak proyek pipa gas TransCanada Corp's Keystone XL.