Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tragedi Nice: Polisi Tahan 3 Orang Sejak Klaim ISIS

Sejak ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan truk yang menewaskan setidaknya 84 warga Perancis saat perayaan Bastille Day di kota Nice, polisi menahan tiga orang yang diduga memiliki koneksi terhadap serangan itu.
Polisi Prancis dan petugs forensik berdiri di dekat truk yang menabrak sekumpulan orang saat merayakan Bastille Day di Nice Prancis, Kamis (14/7/2016)./Reuters
Polisi Prancis dan petugs forensik berdiri di dekat truk yang menabrak sekumpulan orang saat merayakan Bastille Day di Nice Prancis, Kamis (14/7/2016)./Reuters

Bisnis.com, PERANCIS—Sejak ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan truk yang menewaskan setidaknya 84 warga Perancis saat perayaan Bastille Day di kota Nice, polisi menahan tiga orang yang diduga memiliki koneksi terhadap serangan itu. 

“Orang yang melaksanakan operasi penyerangan tersebut di Nice, Perancis yang mencelakai orang-orang adalah salah satu tentara ISIS,” ujar agensi berita The Amaq yang terafiliasi dengan kelompok ekstrimis Islam melalui akun Telegram.

“Dia melakukan operasi tersebut sebagai respons atas panggilan untuk menargetkan warga negara yang merupakan koalisi melawan Negara Islam,” ujarnya, seperti diberitakan Reuters, Minggu (17/07).

Otoritas Perancis sejauh ini belum menemukan bukti bahwa pembunuh berusia 31 tahun keturunan Tunisia tersebut, yang ditembak di tempat kejadian oleh polisi, telah terpengaruh gerakan Islam radikal. Meski demikian, Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve mengatakan bahwa Mohamed Lahouaiej Bouhlel bisa saja telah mengalami perubahan yang drastis.

“Kelihatannya dia telah berubah menjadi radikal secara cepat—ini merupakan testimoni dari orang-orang di sekitarnya,” ujarnya kepada wartawan.

Berbicara dari kampung asalnya di Tunisia, saudara perempuan Bouhlel mengatakan kepada Reuters bahwa kakaknya telah mengalami masalah kejiwaan sejak pergi menuju Perancis pada 2005. Meski demikian kerabatnya yang diwawancarai di Nice meragukan bahwa Bouhlel pernah mempelajari Islam militan. Bouhlel diketahui telah tinggal di Perancis selama 10 tahun dan tinggal secara lokal.

Adapun penangkapan yang dilakukan pada Sabtu (16/07) dilakukan terhadap orang terdekatnya, ujar polisi. Sementara dua orang lainnya, termasuk istri Bouhlel, telah ditahan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper