Bisnis.com, PERANCIS—Sejak ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan truk yang menewaskan setidaknya 84 warga Perancis saat perayaan Bastille Day di kota Nice, polisi menahan tiga orang yang diduga memiliki koneksi terhadap serangan itu.
“Orang yang melaksanakan operasi penyerangan tersebut di Nice, Perancis yang mencelakai orang-orang adalah salah satu tentara ISIS,” ujar agensi berita The Amaq yang terafiliasi dengan kelompok ekstrimis Islam melalui akun Telegram.
“Dia melakukan operasi tersebut sebagai respons atas panggilan untuk menargetkan warga negara yang merupakan koalisi melawan Negara Islam,” ujarnya, seperti diberitakan Reuters, Minggu (17/07).
Otoritas Perancis sejauh ini belum menemukan bukti bahwa pembunuh berusia 31 tahun keturunan Tunisia tersebut, yang ditembak di tempat kejadian oleh polisi, telah terpengaruh gerakan Islam radikal. Meski demikian, Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve mengatakan bahwa Mohamed Lahouaiej Bouhlel bisa saja telah mengalami perubahan yang drastis.
“Kelihatannya dia telah berubah menjadi radikal secara cepat—ini merupakan testimoni dari orang-orang di sekitarnya,” ujarnya kepada wartawan.
Berbicara dari kampung asalnya di Tunisia, saudara perempuan Bouhlel mengatakan kepada Reuters bahwa kakaknya telah mengalami masalah kejiwaan sejak pergi menuju Perancis pada 2005. Meski demikian kerabatnya yang diwawancarai di Nice meragukan bahwa Bouhlel pernah mempelajari Islam militan. Bouhlel diketahui telah tinggal di Perancis selama 10 tahun dan tinggal secara lokal.
Adapun penangkapan yang dilakukan pada Sabtu (16/07) dilakukan terhadap orang terdekatnya, ujar polisi. Sementara dua orang lainnya, termasuk istri Bouhlel, telah ditahan.