Kabar24.com, LONDON - Jumlah kejahatan berlatar prasangka terhadap kelompok tertentu (hate crime), di Inggris dilaporkan meningkat lebih dari 500% seminggu setelah negara tersebut memenangkan pilihan untuk keluar dari Inggris.
Sara Thornton, Kepala National Police Chiefs’ Council menyebutkan jumlah tindakan hate crime yang dilaporkan kepada polisi melalui portal daring mencapai 331 laporan sejak referendum dibandingkan dengan rata-rata 63 laporan perminggu sebelum referendum. Belum lagi jumlah laporan melalui sarana lain yang tidak disebutkan angkanya.
Peningkatan ini mendukung catatan bukti tidak resmi (bukti anekdot) atas kasus tindak kekerasan terhadap kaum Muslim dan penduduk Eropa Timur setelah referendum, di mana kekhawatiran mengenai imigrasi membuat sejumlah penduduk Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa.
“Saya merasa terkejut dan jijik atas beberapa kasus pelecehan rasial atau anti imigran yang dilaporkan pekan ini,” kata Thornton seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/7/2016).
Dia mengatakan sejumlah imigran melaporkan adanya pelecehan secara verbal, komentar di media sosial, termasuk bahasa yang mencermikan rasa takut akan orang asing (xenophobia), dan selebaran anti migran, serta serangan fisik.
Kritikus menuduh para pandukung kampanye untuk meninggalkan Uni Eropa telah memicu xenophobia dan rasisme. Isu ini menjadi bagian dari pesan kampanye untuk meninggalkan Uni Eropa yang akan memungkinkan Inggris untuk menghentikan gelombang imigran yang tidak terkendali. Banyak rakyat Inggris menuduh para imigran mempersemit lapangan kerja dan akses layanan publik.
Thornton mengataka bahwa seluruh pasukan kepolisian Inggris akan diminta untuk menyampaikan data mingguan terkait hate crime guna mendapatkan gambaran jelas mengenai seberapa jauh masalah ini telah berkembang.
Sebelumnya pada Rabu (29/6/2016) Perdana Menteri Inggris David Cameron berjanji untuk menekan jumlah kejahatan rasial setelah sejumlah anggota parlemen menyampaikan kekhawatiran terkait laporan kejadian di wilayah mereka. Isu ini juga dibahas dalam pertemuan para pemimpin negara Uni Eropa di Brussel.
Pemerintah Inggris menjanjikan kucuran dana lebih untuk meningkatkan pelaporan pelanggaran dan memberi jaminan keamanan guna mengatasi kejahatan rasial.