Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Taiwan Katakan Akan Jaga Komunikasi Dengan China

Pemerintah Taiwan akan terus mencari cara untuk mempertahankan dialog dengan China.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen/Reuters
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen/Reuters

Bisnis.com,JAKARTA— Pemerintah Taiwan akan terus mencari cara untuk mempertahankan dialog dengan China.

Hal ini disampaikan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Selasa (28/6/2016) setelah China mengatakan pihaknya telah menghentikan mekanisme komunikasi rutin dengan Taiwan.

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan sangat mencurigai Tsai yang mulai menjabat presiden sejak bulan lalu. China menganggap Tsai akan mendorong realisasi kemerdekaan formal Taiwan dari China.

Tsai juga mengepalai Partai Demokrat Progresif yang pro kemerdekaan. Dia mengatakan ingin mempertahankan status quo dan berkomitmen untuk menjaga perdamaian.

Namun, China bersikeras agar Tsai mengakui perjanjian yang disebut konsensus 1992 yang dibuat antara partai Komunis dan partai Nasionalis Taiwan yang menyetujui hanya ada satu China. Masing-masing pihak memiliki interpretasi dan arti sendiri terkait perjanjian tersebut.

Pada Sabtu (29/6/2016) China mengatakan pihaknya menghentikan mekanisme komunikasi regular antara kedua belah pihak karena pemerintah baru Taiwan menolak mengakui perjanjian tersebut.

“Tidak peduli partai apapun yang ada di pemerintahan Taiwan, kami selalu memiliki satu tujuan bersama: menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata Tsai dalam kunjungannnya ke Paraguay seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/6/2016).

Dia menyebutkan Taiwan akan melanjutkan dialog dengan China. Meskipun saat ini jalur negosiasi resmi terputus sementara, masih ada opsi lain untuk berkomunikasi dan berdialog.

Pada Rabu (27/6/2016) Perdana Menteri Taiwan Lin Chuan mengatakan pemerintahnya melakukan pendekatan agar interaksi positif dengan China tetap berlanjut.

“Harus ada kemauan dari kedua belah pihak untuk bergerak maju terkait hubungan ini,” kata Lin.

Namun, seorang juru bicara dari pihak China menyebutkan tidak akan ada kompromi. Petugas dari Kantor Hubungan China-Taiwan tersebut mengatakan konsensus 1992 merupakan basis untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara sejak 2008, ketika Ma Ying-jeous yang lebih bersahabat dengan China menjadi presiden Taiwan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper