Bisnis.com, DENPASAR--Terumbu karang di Bali menunjukkan ketahanan tinggi meskipun menghadapi ancaman seperti perikanan yang tidak legal dan wisata bahari yang kurang bertanggung jawab.
Survei Kesehatan Karang di Bali yang dilakukan Coral Triangle Center (CTC) pada periode Juli-Oktober 2015, menunjukkan 60% terumbu karang Bali dalam keadaan baik. Adapun lokasi karang dan bio massa ikan terbaik terdapat di Temeling, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, dan Kepah, Kabupaten Karangasem. Kedua kabupaten tersebut terletak di bagian Timur di propinsi Bali dan menjadi tujuan wisata bahari yang terkenal.
Survei ini adalah survei terlengkap yang pernah dilakukan atas kondisi terumbu karang di Bali, dan dalam rangka memperingati Hari Laut Sedunia dan Hari Segitiga Terumbu Karang. Survei melakukan analisis dampak lingkungan serta kondisi sosial ekonomi dari komunitas pesisir yang bergantung terhadap ekonomi kelautan.
CTC bekerjasama dengan Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, Diskanlut Bali, dan kementerian terkait. Manajer Situs Pembelajaran CTC Marthen Welly mengungkapkan bahwa hasil survei yang baik di daerah Temeling dan Kepah sangat berkaitan d engan ketergantungan masyarakat terhadap pendapatan dari wisata bahari.
"Masyarakat akan sangat mendukung dan mengadopsi kegiatan-kegiatan wisata bahari yang berkelanjutan dalam rangka menjaga sumber pendapatannya," ujarnya, Rabu (8/6/2016).
Namun, kendati hasil survei menunjukkan kondisi baik, perilaku manusia yang mengakibatkan polusi, praktik perikanan tidak legal serta wisata bahari kurang bertanggung jawab akan terus menjadi ancaman bagi ekosistem pesisir dan laut di Bali. Selain itu, pemanasan global sangat berpengaruh, peningkatan suhu laut menyebabkan pemutihan karang telah menyebabkan kerusakan terumbu karang.
"Harus terus melindungi terumbu karang di sekitar dengan memperkuat peraturan tentang pemanfaatan sumber daya kelautan dan menerapkan usaha kelautan yang berkelanjutan," jelasnya.
Direktur Eksekutif CTC Rili Djohani menuturkan dari hasil survei ditemukan adanya potensi di bidang akuakultur yang berkelanjutan, yakni rumput laut, mutiara, serta pertambakan ikan dan udang. Pengembangan sektor akuakultur dapat memberikan sumber penghasilan alternatif dan memberikan kesempatan bagi stok ikan Bali.
CTC berharap hasil survei dapat memberikan dasar untuk didiskusikan khususnya tentang penerapan kebijakan dan peraturan di bidang konservasi kelautan di Bali.