Kabar24.com, JAKARTA - Indonesia seperti sudah dikepung narkoba. Buktinya, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) sampai mengatakan jika seluruh wilayah Indonesia hampir merata, termasuk Jateng, masuk daerah rawan penyalahgunaan narkotika.
"Kota-kota di Indonesia hampir semua ada pelabuhan-pelabuhan sangat kuat rentan adanya penyeludupan dan peredaran narkotika," kata Budi Waseso usai pencanangan Jalan Sehat Stop Narkotika HUT Ke-169 Boyolali, di Boyolali, Minggu (29/5/2016).
Bahkan, Indonesia merupakan salah satu negara penyuplai narkotika ke negara Australia dan New Zeland. Dua wilayah di Indonesia yakni Yogyakarta dan Bali daerah yang memasok barang narkotika ke dua negara itu.
Oleh karena itu, kata Buwas, dua tempat tersebut sekarang menjadi perhatian petugas Australia dan Selandia Baru, karena dianggap pintu gerbang masuknya narkotika ke negaranya.
"Padahal, narkotika yang beredar di Indonesia seluruhnya dari Tiongkok, Bangkok Thailand, Pakistan, India dan Iran, serta beberapa negara lainnya di Eropa memasukkan narkotika di Indonesia," katanya.
Menurut Buwas, Indonesia termasuk pangsa pasar terbesar perdagangan narkotika di negara-negara Asean. Apapun jenis narkotika yang dikirim ke Indonesia semua dikonsumsi masyarakat di Tanah Air.
"Kita mencatat sudah sebanyak 43 jenis baru narkotika yang sudah masuk ke Indonesia dari 541 jenis di Dunia. 18 jenis yang masuk Indonesia diantaranya, sudah dapat terdeteksi masuk golongan narkotika," katanya.
Kendati demikian, pihaknya terus waspada adanya kerawanan penyalahgunaan narkotika jenis baru yang mungkin dikonsumsi masyarakat, karena masih banyak yang belum terdeteksi dan baru 18 jenis.
"Kita sedang kerja sama dengan negara lain termasuk terakhir Rusia yang memiliki laboratorium mampu mendeteksi narkotika jenis baru," katanya.
Buwas menjelaskan, BNN sudah memusnahkan narkotika sebanyak 16 kali, dan terakhir sabu-sabu seberat 54 kg dan 191 ribu butir pil ekstasi.
Jumlah korban akibat menyalahgunaan narkotika rata-rata 40 hingga 45 orang setiap hari meninggal, sehingga sekitar 18 ribu orang meninggal per bulan di Tanah Air.
"Narkotika sudah banyak masuk di Indonesia, dan tersimpan di bunker bunker. Mereka menunggu kita lengah baru diedarkan dan semuanya dari luar negeri, karena tidak bisa diproduksi di dalam negeri," kata Buwas yang didampingi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Bupati Boyolali Seno Samodro.
Oleh karena itu, pihaknya menilai peringatan Hari Jadi ke-169 Boyolali sebagai momentum yang bagus untuk mengajak masyarakat mencegah penyalahgunaan narkoba. Boyolali yang pertama kali komitmen mencegah adanya penyalahgunaan narkotika ini.
Menurut Buwas, pihaknya sangat yakni dengan antusiasme masyarakat Boyolali akan terbangun dan komitmen stop narkoba, serta menular ke seluruh wilayah lainnya di Jateng.
Pihaknya memang juga mengajak mensyarakat untuk mencegah penyalahgunaan narkotika ini, ke beberapa wilayah lainnya di Indonesia, seperti Aceh, Medan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan hal ini terus akan dilakukan, sehingga rakyat seluruh Indonesia mempunyai komitmen bersama soal pencegahan penyalahgunaan narkoba.