Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ENNO DIBUNUH: Khawatir Dibully, 3 Tersangka Ditempatkan di Sel Khusus

Tiga tersangka kasus pemerkosaan dan pembunuhan Enno Parihah, 19 tahun, karyawan pabrik plastik di Kosambi, Kabupaten Tangerang, ditempatkan dalam tahanan khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Ilustrasi pembunuhan/indiatoday
Ilustrasi pembunuhan/indiatoday

Kabar24.com, JAKARTA - Tiga tersangka kasus pemerkosaan dan pembunuhan Enno Parihah, 19 tahun, karyawan pabrik plastik di Kosambi, Kabupaten Tangerang, ditempatkan dalam tahanan khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Direktur Tahanan dan Barang Bukti Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Barnabas mengatakan langkah tersebut diambil untuk menghindari adanya kekerasan fisik oleh tahanan lain.

"Jadi dipisahkan supaya tidak di-bully. Saya khawatir mereka nanti digebukin dan terjadi kekerasan fisik," kata Barnabas, Rabu (18/5/2016).

Tiga tersangka tersebut adalah Rakhmat Arifin alias Alif, 24 tahun, Imam Hapriadi (20), dan siswa sekolah menengah pertama berinisial RA (15).

Menurut Barnabas, dalam budaya tahanan, kasus pemerkosaan memiliki derajat paling rendah di antara kasus lain. Dengan demikian, para pelaku pemerkosaan selalu menjadi objek bully atau risak oleh tahanan lain.

Barnabas mengatakan ketiga tersangka juga akan dipantau supaya tidak bunuh diri. Sebab, dia berujar, setiap pelaku pemerkosaan akan dibenci oleh orang-orang sehingga hal itu dapat mempengaruhi kondisi psikologis pelaku.

"Mereka sudah merasa dirinya tidak berguna dan putus asa," ujarnya.

Pemerkosaan dan pembunuhan tersebut terjadi pada Kamis malam, 12 Mei 2016. Kejadian berawal ketika RA datang ke mes korban. Mereka berdua sempat bercumbu. Namun Eno menolak saat RA mengajak berhubungan intim.

Tersinggung, RA ke luar mes. Saat itu dia bertemu dengan tersangka lain, Arifin, yang tinggal di mes pria. Arifin menanyakan ihwal maksud kedatangan RA. Tak lama kemudian, datang tersangka lain, Imam.

Tiga orang ini masuk ke kamar Enno. Tanpa ada yang memberi komando, Imam langsung membekap wajah Enno dengan bantal. Sedangkan Arifin memegangi kaki gadis itu. Arifin meminta RA mengambil pisau di dapur. RA manut, tapi tidak menemukan barang tersebut. Remaja ini akhirnya keluar dari mes dan menemukan cangkul di rumah seorang penduduk yang tinggal tak jauh dari mes.

Saat RA ke luar kamar, Arifin memperkosa Enno. Sedangkan Imam tetap membekap wajah korban dengan bantal. Tidak berapa lama RA datang membawa cangkul. Benda itulah yang digunakan RA dan Arifin secara bergantian untuk membunuh korban.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper