Kabar24.com, BOGOR - Masud, 60 tahun, petani asal Kampung Raganis Samendoyong, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, kritis setelah ditembak menggunakan senjata untuk berburu babi oleh dua pria misterius pada saat bercocok tanam di ladang miliknya.
Bahkan pelaku juga sempat membacok korban menggunakan sebilah golok mengenai kepala belakangnya. Masud harus menjalani operasi pengangkatan proyektil yang bersarang di dalam tubuhnya.
"Korban mengalami luka parah di kepala akibat sabetan golok dan luka tembak di punggung," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cigudeg, Ajun Komisaris Asep Saepudin, saat dihubungi Jumat (13/5/2016).
Asep mengatakan, peristiwa penembakan itu terjadi pada Kamis (12/5/2016) sekitar pukul 10.00 pagi, saat itu korban yang tengah berladang dihampiri dua pelaku, tiba-tiba pelaku yang menyalakan nada dering kicauan burung di ponselnya itu menanyakan keberadaan dua temanya.
"Pelaku menanyakan apakah temanya bernama RT Rudi dan Srimin sudah datang, namun korban menjawab pertanyaan itu dengan singkat 'ga tahu'," kata Asep.
Salah seorang pelaku kemudian bertanya tentang kondisi ladang Masud.
"Enak ya pak pohonnya gede," kata Asep menirukan pelaku. Namun Masud hanya menjawab singkat, "Iya."
Dibacok
Saat itulah, Masud yang berdiri membelakangi korban ditembak dua kali. Diduga senjata yang digunakan adalah jenis laras panjang untuk berburu babi hutan. Masud yang sudah tertembak bertanya ke kedua orang itu kenapa dia ditembak.
Mendengar pertanyaan Masud, seorang pelaku kemudian mengambil sebilah golok dan membacok kepala koran. "Dalam kondisi luka parah dan kepala bersimbah darah korban langsung berlari meminta tolong dan pelaku pun kabur," kata dia.
Setelah berlari sekitar 30 menit di pematang sawah dan melintas sungai, korban akhirnya sampai ke perkampungan warga dan akhirnya korban dibawa ke Puskesmas Cigudeg.
"Karena lukanya cukup parah korban harus durujuk ke rumah sakit besar," kata dia.
Menurut keterangan sementara korban, dirinya tidak mengenal kedua pelaku dan tidak pernah memiliki masalah dengan mereka.
"Kami masih mendalami kasus penembakan ini," kata Asep.