Kabar24.com, JAKARTA - Detik-detik menjelang diselenggarakannya Munaslub diwarnai dengan munculnya isu penggantian beberapa pelaksana tugas (Plt) DPD Partai Golkar di sejumlah daerah.
Firman Soebagyo selaku anggota tim sukses bakal calon ketua umum Partai Golkar Ade Komarudin melihat hal itu sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.
Ia melihat ada gelagat permainan kotor di dalam penyelenggaraan Munaslub tersebut.
Berdasarkan laporan yang ia terima, terdapat sekitar 125 ketua DPD II yang diganti lantaran tidak mengindahkan instruksi DPD I.
Mereka lantas diganti oleh pelaksana tugas yang mendukung calon tertentu.
"Banyak yang protes. Ini (Munaslub) bisa dirusak oleh orang dalam sendiri," kata Firman saat dihubungi, Rabu (11/5/2016).
Menurut Firman, jumlah ketua DPD II yang diganti cukup signifikan untuk memengaruhi persentase kemenangan seorang bakal calon ketua umum dalam proses pemilihan nantinya.
"Kalau 125 lebih kan itu artinya sudah 20 persen lebih suara. Ini kan sudah kemenangan," kata dia.
"Ini namanya persekongkolan kejahatan yang dilakukan dengan cara-cara tidak demokratis. Apakah Golkar ini akan dihancurkan dengan cara seperti ini?" lanjut Firman.
Menurutnya, dalam AD/ART Partai Golkar telah diatur bagaimana mekanisme pergantian pimpinan DPD.
“Seharusnya, jika memang seorang pimpinan DPD melakukan kesalahan, maka mereka seharusnya diberi surat peringatan terlebih dahulu sebelum diganti.”
Ia curiga, para Plt pengganti itu diarahkan untuk mendukung rival Ade Komarudin.
Sementara itu, anggota tim sukses Setya Novanto, Roem Kono, membantah adanya isu pergantian tersebut.
Roem mengklaim Golkar sudah membangun iklim demokrasi dengan memberi ruang ke semua pihak, kubu, dan kader yang ada di dalam partai.
"Kita mengarah ke partai modern. Jangan dirusak dengan isu. Mari berkompetisi adu ide dan gagasan," tegasnya.