Kabar24.com, JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang, memulai proses evakuasi terhadap 80 orang warga negara Indonesia korban gempa bumi yang mengungsi di ruangan gymnasium Universitas Kumamoto.
Yusron Ihza Mahendra, Duta Besar Indonesia untuk Jepang, mengatakan evakuasi warga negara Indonesia dilakukan setelah Pemerintah Jepang menyatakan gempa bumi di Kumamoto telah usai, sehingga akan menutup shelter yang digunakan untuk mengungsi.
“KBRI Tokyo sedang bersiap mengirim logistik tahap kedua ke Kumamoto, tetapi karena ada informasi mengenai penutupan shelter, saat ini kami fokus kepada proses evakuasi,” katanya melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Seperti diketahui, Pemerintah Jepang menyatakan gempa bumi Kumamoto telah selesai dan akan menganggap tidak lagi diperlukan shelter-shelter pengungsian. Bahkan, sekolah-sekolah di Oita, wilayah yang bersebelahan dengan Kumamoto telah mengaktifkan kembali kegiatan sekolah sejak 18 April 2016.
Kebijakan untuk menutup shelter pengungsian itu sempat membuat para pengungsi bingung, karena sebelumnya pemerintah setempat tidak mengizinkan masyarakat untuk kembali ke asrama dan apartemen sebelum adanya persetujuan terkait bangunan yang masih layak huni.
KBRI Tokyo sendiri menggandeng Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Fukuoka dan Hirosima untuk melakukan pengungsian. Pasalnya, dari 80 orang warga negara Indonesia yang mengungsi, 24 orang di antaranya adalah anak-anak.
Rencananya, 32 orang pengungsi akan dipindahkan ke Masjid Kumamoto, 15 orang dipulangkan ke Indonesia, 19 orang ditampung oleh PPI Fukuoka, sembilan orang ditampung oleh PPI Hirosima, dan lima orang lainnya ditampung di fasilitas KBRI Tokyo.