Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dokumen Panama Papers: Panama Bentuk Panel Internasional

Pemerintah Panama membentuk panel internasional untuk memperbaiki transparansi pada industri keuangannya menyusul merebaknya kasus Panama Papers.
Firma Mossack Fonseca/Reuters-Carlos Jasso
Firma Mossack Fonseca/Reuters-Carlos Jasso
Kabar24.com, JAKARTA--Pemerintah Panama membentuk panel internasional untuk memperbaiki transparansi pada industri keuangannya menyusul merebaknya kasus Panama Papers.
 
Langkah itu ditempuh menyusul bocornya jutaan dokumen dari firma hukum Mossack Fonseca yang menunjukkan bantuan perusahaan itu terhadap sejumlah klien.
 
Bantuan itu bertujuan untuk menghindari pajak dan sanksi atau yang lebih dikenal dengan skandal Panama Papers.
 
Presiden Panama, Juan Carlos Varela mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan negara-negara lain guna mengungkap kejahatan keuangan yang dilakukan orang-orang kaya dan berkuasa.
 
Pemerintah Panama, melalui Kementerian Luar Negeri kami, akan membentuk komisi independen berisi pakar domestik dan internasional, ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi nasional sebagimana dikutip BBC.co.uk, Kamis (7/4/2016).
 
Panel itu, menurut Varela, bakal menyusun langkah praktis dan tindakan untuk memperkuat transparansi sistem keuangan dan sistem hukum.
 
Beberapa koresponden mengatakan Varela tampak berkeinginan kuat melawan serangan media asing yang menurutnya memberikan cap dan stigma pada dirinya setelah kebocoran data Mossack Fonseca.
 
Mossack Fonseca sendiri mengatakan mereka adalah korban peretasan.
 
Bahkan, kata mitra Mossack Fonseca, Ramon Fonseca, kebocoran itu terjadi melalui peretasan terhadap server-server komputer mereka di luar negeri.
 
Kini, Mossack Fonseca mengajukan keluhan pada kejaksaan agung Panama.
 
Firma itu menuding media yang memberitakan kebocoran itu tidak memiliki akses sah pada dokumen dan informasi yang diambil dari perusahaan itu dan mengeksposenya di luar konteks.
 
Bocoran data Mossack Fonseca telah berimbas ke ranah politik di sejumlah negara.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper