Kabae24.com, JAKARTA - Shanghai mengumumkan kenaikan upah minimum terkecil dalam 7 tahun terakhir akibat perlambatan ekonomi China.
Pusat keuangan China akan meningkatkan wajib upah minimum bulanan sebesar 8,4% menjadi 2.190 yuan atau senilai US$339. Pemerintah kota dalam pernyataannya Kamis (31/3/2016) menyebutkan kenaikan tersebut mulai berlaku secara efektif pada Jumat (1/4/2016).
Jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan sebesar 13% selama 6 tahun terakhir, peningkatan kali ini merupakan yang paling rendah sejak 2009, ketika krisis keuangan global melanda China. Saat itu Shanghai membekukan peningkatan upah minimum.
Pertumbuhan upah moderat menunjukkan kepedulian pemerintah China, bahwa pertumbuhan biaya tenaga kerja yang lebih cepat dapat membuat penurunan daya saing perusahaan-perusahaan China.
Keputusan Shanghai mengikuti langkah yang telah ditempuh pada Februari lalu oleh Provinsi Guangdong—eksportir terbesar di China dan tujuan utama bagi para pencari kerja dari rural area—yang membekukan kenaikan upah minimum selama 2 tahun.
Selama ini China tidak memiliki standar minimum nasional dan setiap kota atau daerah menetapkan tarifnya masing-masing.
Pada awal Maret lalu Menteri Keuangan China Lou Jiwei mengatakan upah minimum telah meningkat lebih cepat dibandingkan dengan produktivitas tenaga kerja dalam beberapa tahun terakhir dan hal tersebut, menurutnya, tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Adapun Shanghai merupakan salah satu daerah paling makmur dan produktif di China, dengan ekonomi yang didominasi oleh sektor jasa.
Sementara sektor industri di daerah yang lebih miskin mendapat tekanan yang lebih tinggi untuk menekan biaya produksinya. Provinsi Heilongjiang, Liaoning, dan Jilin belum menaikkan upah minimumnya sejak 2013.