Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusbang Film Anggarkan Digitalisasi dan Restorasi Film

Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud menargetkan dapat melakukan digitalisasi terhadap 36 film dan restorasi pada satu film lawas, pada tahun ini.
Presiden ke-I Soekarno berbincang dengan Jenderal Ahmad Yani/memobee.com
Presiden ke-I Soekarno berbincang dengan Jenderal Ahmad Yani/memobee.com
Kabar24.com, JAKARTA - Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud menargetkan dapat melakukan digitalisasi terhadap 36 film dan restorasi pada satu film lawas, pada tahun ini.
 
"Kami menargetkan dapat mendigitalisasi 36 film dengan anggaran yang sudah disiapkan Rp450 juta," terang kepala Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud, Maman Wijaya.
 
Sementara, restorasi film rencananya dilakukan pada satu film dengan anggaran yang sudah disiapkan Rp1 miliar.
 
"Judul film belum kami tentukan, karena harus melalui seleksi tim," imbuhnya.
 
Berdasarkan masukan dari Sinematek, ada 20 film yang perlu segera direstorasi. Salah satunya, film Loetoeng Kasaroeng yang dirilis 1926. Film yang direstorasi yakni yang memiliki nilai sejarah dan memiliki kerusakan parah.
 
Sedangkan, film yang didigitalisasi yang sudah habis masa putarnya dan memiliki nilai budaya yang tinggi.
 
Pengarsipan film nasional menjadi salah satu fokus pemerintah tahun ini. Sebab film tidak hanya produk seni, tetapi juga memberi gambaran situasi zaman itu.
 
Selain digitalisasi dan restorasi, Pusbang film juga merencanakan menyediakan tempat penyimpanan yang memadai. Rencana yang sudah disusun yakni membangun museum film, perpustakaan film, dan gudang penyimpanan.
 
Dia mengatakan, tahun ini harus sudah ditentukan lokasi museum dan perpustakaan film dengan luas lahan 50 hektar. Pembangunan baru direncanakan pada tahun depan. Museum berisi alat-alat kuno yang digunakan untuk produksi film, pemutaran film lawas, hingga poster-poster film lama. Sementara perpusatakaan film akan mendukung dari sisi literasi. Memberikan bahan dokumentasi tentang film. Museum dan perpustakaan dapat diakses ke publik.
 
"Sementara gudang penyimpangan sebagai gudang arsip kami," sebutnya.
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper