Kabar24.com, KEDIRI -- Usaha pertambangan dan penggalian di Kota Kediri kemungkinan berkurang, terimbas oleh tragedi Salim Kancil di Lumajang.
Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Kediri Lulus Haryono mengatakan usaha penggalian pasir di daerah aliran sungai (DAS) Brantas tak terhindar dari moratorium pascakonflik pertambangan pasir di Lumajang yang berujung pembunuhan aktivis lingkungan Salim Kancil pada September 2015.
"Bahkan, pasir sempat masuk ke dalam 10 besar komoditas pendorong inflasi Kota Kediri ketika itu. Beberapa usaha ditertibkan sehingga pasir langka," katanya, Kamis (24/3/2016).
Jika prediksi itu benar, maka jumlah usaha pertambangan dan penggalian di Kota Kediri terus menyusut dalam 20 tahun terakhir. Sensus Ekonomi 2006 mencatat usaha itu hanya 90 unit, berkurang dari satu dasawarsa sebelumnya yang masih 107 unit.
Sensus 2006 menyebutkan sektor yang didominasi oleh pertambangan pasir tersebut menyerap 283 tenaga kerja.
Kendati demikian, pertambahan jumlah usaha perdagangan dan jasa yang pesat dalam satu dekade diperkirakan akan mengompensasi.
BPS Kota Kediri akan menerjunkan 575 petugas dalam Sensus Ekonomi 2016 selama Mei.