Abdurrahman Yusuf, Direktur Lembaga Kantor Berita Nasional Somalia (Sonna), memuji hubungan bilateral lama dengan China yang telah mempercepat rekonstruksi negara itu setelah dua dekade perang saudara.
"Hubungan sejarah China-Somalia telah tumbuh kuat dan ada cukup bukti untuk membenarkan pernyataan ini. Kerja sama kami dengan China selama 50 tahun terakhir melintasi berbagai aspek kehidupan," kata Yusef
Sebagai seorang jurnalis veteran, Yusef memiliki ingatan yang kuat tentang hubungan bilateral China-Somalia yang sedikit dipengaruhi oleh dua dekade gejolak di Tanduk Afrika.
"China secara aktif berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur Somalia dan fasilitas sosial, contohnya 1.000 kilometer jalan raya yang dibangun oleh China sebagai bentuk dari hubungan yang solid dengan Beijing," kata Yusuf
Dia menambahkan China juga membiayai pembangunan Stadion terbesar di Somalia bersama rumah sakit modern dan sekolah. Apalagi setelah 23 tahun penutupan kedutaan China yang disebabkan dua dekade perang sudara di wilayah itu, Negeri panda telah membuka kembali kedutaannya di Somalia ibukota Mogadishu pada 2014
Yusef mengatakan pembukaan kembali kedutaan tersebutmenegaskan kembali komitmen China untuk merevitalisasi hubungan diplomatik dengan Somalia.
"Negara Cina telah membuat perbedaan besar di Somalia dalam banyak cara dan yang paling penting telah mendukung rekonstruksi kami. Kami kembali kerjasama dengan Beijing dalam perdagangan, pendidikan dan kesehatan," kata Yusef.
Dia mengungkapkan bahwa ratusan pemuda Somalia telah hijrah ke China untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. "Ada banyak pemuda Somalia yang fasih berbahasa Cina setelah menghabiskan beberapa tahun di lembaga pendidikan Negeri Panda itu. China melatih pemuda Somalia untuk mendukung proses pembangunan kembali negara itu.
Pengusaha Somalia juga mengunjungi China untuk mengimpor barang dan menjualnya di pasar yang ramai di Mogadishu. Dia mencatat sekitar 80% dari komoditas yang ditemukan di Mogadishu berasal dari China.
Yusef melanjutkan hubungan China dengan Somalia fokus pada daerah yang saling menguntungkan dan tanpa bias ideologis. "Kerja sama kami dengan China adalah tentang bisnis dan rekonstruksi. Ini tidak termasuk politik dan banyak orang Somalia percaya Cina lebih setia daripada mitra bilateral lainnya," kata Yusef.
Dia membandingkan hubungan itu berbeda dengan hubungan Somalia--Amerika Serikat yang diwarnai nuansa ideologis. "Kami memiliki hubungan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, tetapi lebih tentang politik daripada aspek lain dari pembangunan," kata Yusef.
Dia menyatakan China telah mendukung Somalia untuk menjadi bagian dari anggota negara damai dan sejahtera dari masyarakat internasional.