Bisnis.com, JAKARTA- Ratusan pengemudi angkutan umum berunjuk rasa di depan Kantor Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin, menuntut pemerintah menertibkan angkutan umum berbasis aplikasi.
Para pengemudi taksi, kopaja dan bajaj di Ibu Kota menganggap keberadaan jasa angkutan semacam Uber, GrabCar, dan Gojek tidak sah. Mereka menuntut pemerintah menertibkan layanan angkutan yang menurut mereka telah mengurangi pendapatan mereka itu.
"Kami menolak aplikasinya, bukan menolak orangnya. Tutup aplikasi, bubarkan aplikasi, bubarkan angkutan yang tidak sah," kata satu orator dalam unjuk rasa itu. "Keberadaan angkutan online mengurangi penumpang. Setiap hari kami menomboki setoran," kata Agus, seorang pengemudi taksi yang ikut unjuk rasa.
Ia mengaku harus membayar setoran yang nilainya Rp300 ribu hingga Rp360 ribu setiap hari secara bertahap karena jumlah penumpangnya menurun. "Setoran tersebut susah dicapai. Belum termasuk bensin dan sarapan. Bagaimana dengan kehidupan keluarga di rumah?" kata dia.
Puluhan polisi dan petugas Dinas Perhubungan berjaga di lokasi demonstrasi di sekitar kawasan Balai Kota. Dari Balai Kota, para pengemudi yang memulai aksi mereka sejak pukul 07.00 WIB selanjutnya bergerak menuju ke Istana Merdeka melewati Jalan Medan Merdeka Barat.