Bisnis.com, SEMARANG--Selama pemerintah mampu menekan pertumbuhan inflasi sepanjang tahun ini, masih terdapat peluang kembali terjadi penurunan suku bunga acuan perbankan atau BI Rate.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Iskandar Simorangkir mengatakan pada awal tahun ini Bank Indonesia telah melakukan langkah yang cukup agresif dengan menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poins (bps) secara berturut-turut.
"Pada Januari sebesar 25 bps, dan pada Februari turun lagi 25 bps, sehingga BI Rate saat ini berada pada posisi 7%," tuturnya, Rabu (2/3/2016).
Dia menjabarkan nilai suku bunga sangat bergantung dengan pertumbuhan inflasi yang terjadi. Penurunan BI Rate yang telah dilakukan pada awal tahun ini salah satunya didorong oleh rendahnya inflasi.
"Kalau inflasi rendah, suku bunga juga rendah. Ruang gerak suku bunga masih cukup besar, karena inflasi bisa dikendalikan. Seberapa jauh kemungkinan penurunan BI Rate kembali, sangat tergantung dengan pergerakan inflasi," paparnya.
Dia memperkirakan pada bulan ini inflasi di Jateng akan bergerak tipis di kisaran 0,02%-0,1%, setelah sebelumnya pada Februari terjadi deflasi sebesar 0,24%. Secara tahun berjalan, inflasi di Jateng sebesar 0,24%, lebih tinggi dibanding tahun lalu yang turun 0,97%.
Secara tahunan, menurutnya, pergerakan inflasi secara nasional masih sesuai dengan prediksi awal di kisaran 4% plus minus 1%.