Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinetron Homoseksual Dihapus dari Laman Video China

Sinetron bertemakan homoseksual dihapus dari laman video China, kata media nasional pada Rabu (24/2/2016), sementara penggemar -yang marah- mengecam sensor Komunis itu.
Ilustrasi-Parade gay/Reuters
Ilustrasi-Parade gay/Reuters

Bisnis.com, BEIJING - Sinetron bertemakan homoseksual dihapus dari laman video China, kata media nasional pada Rabu (24/2/2016), sementara penggemar -yang marah- mengecam sensor Komunis itu.

Sinetron 15 episode berjudul "Addiction" itu, yang menayangkan kisah cinta dua remaja pria, tidak dapat ditayangkan di aplikasi video dari telepon saku Xiaomi, kata temuan media.

Sinetron tersebut, yang mulai ditayangkan pada akhir Januari dan telah menayangkan 12 episode, tidak lagi dapat ditonton dari sejumlah laman, seperti, w.qq.com dan iqiyi.com, pada Senin, kata "Global Times", yang dekat dengan "Harian Rakyat", surat kabar Partai Komunis.

"Tidak ada alasan. Itu hasil dari lingkungan lebih luas," kata penulis dan produser serial itu, yang menggunakan nama samaran Chaijidan, kata laman berita ifeng.com pada Selasa.

Pihak berwenang Komunis mempertahankan kuasa ketat atas penerbitan, percetakan dan media berjaringan, sementara membatasi jalan terhadap laman luar negeri dengan jaringan kendali disebut dengan Tembok Api Tinggi Tiongkok.

China mulai menyingkkirkan kriminalisasi homoseksual pada 1997, namun perilaku konservatis masih marak dengan adanya sejumlah diskriminasi, meskipun adanya toleransi di sejumlah kota besar.

Film dengan tokoh homoseksual disetujui untuk tayang di bioskop, sutradara film itu mengatakan, menyebutnya sebagai sebuah langkah besar ke depan, namun hingga saat ini belum tayang di layar lebar.

Kantor Urusan Pers, Publikasi, Radio, Film dan Televisi Beijing (SAPPRFT) yang berkuasa tidah pernah mengeluarkan daftar tentang apa yang dapat atau tidak dapat disinggung.

Namun, gambaran negatif dari politik kontemporer seringkali dilarang, karena isinya mungkin dianggap tidak sehat secara moral dan menyatakan bahwa pihak berwenang percaya akan dapat menyebabkan kekacauan sosial.

Sementara tidak adanya pengumuman resmi terkait penyingkiran serial "Addiction", "Global Times" mengatakan para pengguna internet Tiongkok berspekulasi bahwa tema homoseksual dan dialog yang eksplisit kemungkinan menjadi penyebabnya.

Dalam jajak pendapat maya Komite bagi Kebaikan Pemuda dan Remaja Chengdu, yang merupakan sebuah organisasi yang didukung oleh pemerintah, menunjukkan lebih dari 93% dari 200.000 petanggap tidak menyetujui penyingkiran isi tersebut.

"Keputusan SAPPRFT itu terlalu berlebihan. Apakah itu diperlukan? Itu sangat tidak populer," kata pengguna jejaring sosial Weibo China.

Pelarangan konten itu menjadi kejadian yang terbaru dalam hilangnya sebuah konten online, setelah sebuah sinetron dengan unsur waria yang berjudul "Go Princess Go".

Serial tersebut menunjukkan seorang pria yang kembali ke masa lalu, yang tema tersebut secara resmi dilarang, untuk mengambil alih sebuah badan milik seorang puteri, yang pertama kali merayu wanita lain sebelum jatuh cinta dengan seorang pangeran.

Produser eksekutidnya, Gan Wei mengatakan para pembuatnya berinisiatif untuk menyingkirkannya sendiri setelah mempertimbangkan saran dari sejumlah pihak, menurut sejumlah laporan dari media Tiongkok.

Chaijidan mengatakan bahwa proses rekaman untuk sekuel serial Addiction tidak akan terpengaruh oleh larangan itu dan diperkirakan akan dimulai pada Mei.

Beberapa pengguna menyalahkan pelarangan trersebut kepada pemasaran serial tersebut, yang menayangkan potongan adegan yang seharusnya dihapus, dan kedua nama karakter utama jika digabungkan akan membentuk kata "heroin".

"Ketika produser memilih jalur pemasaran yang demikian, mereka benar-benar bersiap jika serial tersebut disingkirkan," kata pengguna laman Weibo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper