Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolly Surabaya Kini Jadi Kampung Wisata

Tak berfungsi lagi sebagai kawasan prostitusi, Kelurahan Putat Jaya yang dulu dikenal sebagai Dolly kini mendeklarasikan diri sebagai kampung wisata.
Suasana Gang Dolly masa lalu/Kaskus
Suasana Gang Dolly masa lalu/Kaskus

Kabar24.com, SURABAYA -- Tak berfungsi lagi sebagai kawasan prostitusi, Kelurahan Putat Jaya yang dulu dikenal sebagai Dolly kini mendeklarasikan diri sebagai kampung wisata.

Peresmian Kampung Wisata Mural oleh Wali Kota Tri Rismaharin imerupakan langkah awal dari konsep wisata yang bakal diterapkan di wilayah itu. Tiga tahun lalu, Wisma Barbara, wisma paling terkenal di Dolly, masih kental nuansa prostitusi.

Rilis yang dimuat di laman Pemkot Surabaya, Senin (22/2/2016), menyebutkan kondisi Wisma Barbara kini sudah jauh berbeda. Sejak dibeli Pemkot, bangunan enam lantai itu kini difungsikan sebagai markas UKM yang memproduksi sepatu.

Di sampingnya, terdapat broadband learning center (BLC) sebagai sarana pelatihan komputer bagi warga sekitar. Tempat tersebut juga menjadi lokasi display hasil kerajinan batik.

Pada bagian luar, tembok samping bangunan tersebut dimanfaatkan untuk mural. Saat meresmikan kampung mural, Wali Kota Risma menyampaikan kesediaannya dikritik melalui salah satu percabangan seni gambar itu.

Namun, dia berpesan penggambar mural harus tetap memperhatikan norma dan kesopanan.

"Saya bukan tidak suka sama mural, tapi mural itu harus pada tempatnya. Agar mural bisa menyampaikan pesan positif, jangan sampai ada kata-kata kotor di dalamnya sebab itu akan dilihat oleh anak-anak yang tinggal di sekitar sini," tuturnya.

Selain itu, Risma berharap seni mural juga dapat dikembangkan ke arah pelatihan lukis kanvas dan lukis via komputer untuk diunggah sehingga dapat dinikmati secara global.

Ketua Gerakan Melukis Harapan (GMH) Dalu Nuzul Qirom mengatakan GMH memutuskan mendukung alih fungsi lokalisasi Dolly dan Jarak karena kawasan itu bisa berdaya dari segi UKM dan kreativitas.GMH beranggotakan sekitar 100 relawan dari berbagai kampus yang peduli terhadap perubahan kawasan eks-lokalisasi. GMH sebelumnya menganggap argumentasi kelompok pro dan kontra penutupan sama-sama benar.

Namun, kata Dalu, kelompok kontra lebih banyak bicara tentang sesuatu yang belum terjadi. "Misalnya, nanti kalau lokalisasi ditutup akan inilah, akan itulah.

"Padahal semua itu belum tentu terjadi," ujar Dalu.

Anggota Surabaya Creative Network (SCN), Wiryadi Dharmawan, menuturkan mural yang diterapkan di kawasan Putat Jaya sengaja dipilih yang bersifat interaktif agar ruang yang dipakai mural bisa dimanfaatkan warga maupun pengunjung untuk berfoto ria. SCN ikut terlibat dalam perubahan fungsi Dolly.

Mural, kata dia, nantinya tidak hanya digambar pada tembok bangunan, tetapi juga di jalan-jalan perkampungan. Ada pula yang serupa dengan polisi tidur namun kita konsep berbeda seperti seolah-olah jalan itu penuh lubang. Tujuannya untuk meningkatkan kehati-hatian pengendara motor yang melintas, tutur Wiryadi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper