Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS SURIAH: Medecins Sans Frontieres Menduga Serangan oleh Suriah dan Rusia

Badan amal kesehatan Medecins Sans Frontieres, Kamis (18/2/2016), menyerukan penyelidikan mandiri atas serangan udara, yang menewaskan 25 orang di rumah sakit MSF di Suriah utara pekan ini.
Serangan bom Sayyidah Zaynab, Suriah/Reuters
Serangan bom Sayyidah Zaynab, Suriah/Reuters

Bisnis.com, JENEWA -  Badan amal kesehatan Medecins Sans Frontieres, Kamis (18/2/2016), menyerukan penyelidikan mandiri atas serangan udara, yang menewaskan 25 orang di rumah sakit MSF di Suriah utara pekan ini.

MSF, yang juga dikenal sebagai Dokter Tanpa Batas, mengatakan, serangan itu kemungkinan dilancarkan pasukan Suriah dan Rusia. Pasukan pemerintah Suriah dukungan Rusia merangsek ke kubu kuat pemberontak di Aleppo.

Secara keseluruhan, setidak-tidaknya 50 warga tewas akibat peluru kendali menghantam lima pusat kesehatan dan dua sekolah di kota dikuasai pemberontak itu pada Senin, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa dan warga.

Rumah sakit dukungan MSF di Marat Numan, Provinsi Idlib di Aleppo barat, termasuk salah satu yang berulangkali diserang, sehingga menewaskan sembilan petugas kesehatan dan 16 pasien, katanya. Sepuluh orang lain cedera dalam serangan itu, yang menghancurkan sarana berdaya tampung 30 tempat tidur.

"Menurut penuturan staf medis yang ada di lokasi kejadian, empat rudal menghantam rumah sakit itu dalam serangan yang berlangsung selama sekitar dua menit. Empatpuluh menit kemudian, setelah penyelamat datang, lokasi itu dibom lagi," kata Dr. Joanne Liu, presiden internasional badan amal tersebut.

"Serangan ini hanya bisa dinyatakan dilakukan dengan sengaja. Kemungkinan dilakukan oleh koalisi yang dipimpin pemerintah Suriah, yang kebanyakan aktif di kawasan tersebut," katanya.

Pengakuan para staf rumah sakit yang selamat membuat MSF meyakini bahwa koalisi yang dipimpin pemerintah itulah yang melancarkan serangan.

"Kami mengatakan satu kemungkinan karena kami tidak mempunyai lebih banyak fakta selain kesaksian para staf," kata Liu dan menekankan bahwa butuh waktu untuk mengumpulkan bukti-bukti forensik.

"Satu-satunya hal yang dominan di kawasan ini adalah koalisi dipimpin pemerintah," katanya.

"Kami ingin membentuk fakta, kami terbuka bagi mekanisme lain untuk penyelidikan independen," katanya.

MSF mengatakan mereka tidak memberikan koordinat GPS rumah sakit itu kepada otoritas Suriah ataupun Rusia, atas permintaan staf lokal.

"Di Suriah masalah yang dihadapi staf medis adalah, jika anda memberikan (koordinat) GPS, anda mengindikasikan posisi anda, mereka berpikir peluang menjadi sasaran lebih tinggi," kata Isabelle Defourny, direktur operasi MSF Prancis.

"Sudah diketauhi bahwa memberikan bantuan kemanusiaan di dalam kawasan yang dikuasai oposisi adalah sesuatu yang dikriminalisasikan oleh pemerintah Suriah," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper