Kabar24.com, Calais - Sekitar 1000 pengungsi harus meninggalkan hutan yang mereka tempati sebagai tempat tinggal di Pas de Calais, bagian utara Perancis.
"Ini saatnya untuk memberitahu para pendatang dari Calais yang hidup dalam kondisi yang tidak bermartabat, bahwa kita punya solusi untuk Anda masing-masing," kata Fabienne Buccio selaku pejabat di Pas de Calais, Jumat(12/2/2016), seperti dikutip dari aljazeera.com.
Buccio mengatakan agennya akan menjelaskan kepada para pengungsi apa yang di harapkan dari mereka untuk memilih untuk tinggal di kontainer yang telah disiapkan sejak bulan lalu di tepi kamp yang dapat menampung 1.500 orang, atau setuju untuk dikirim ke pusat-pusat di seluruh Perancis.
Buccio juga menambahkan pihak berwenang akan mengunjungi para pengungsi pada Senin mendatang (15/2/2016) untuk memberikan waktu dalam seminggu untuk memutuskan pilihannya.
Prefektur memperkirakan ada sekitar 3.700 orang saat ini yang berada dalam kamp di hutan di Calais.
Sebelumnya, terdapat 6.000 orang di kamp hanya beberapa bulan yang lalu, tapi prefektur telah membuat upaya bertahap untuk mengurangi angka. Buccio telah menyarankan hanya 2.000 orang dapat tetap di Calais.
Pengungsi dari Suriah, Irak, Afghanistan dan negara-negara yang dilanda perang dan kemiskinan sarat lainnya membuat jalan mereka ke utara Perancis dengan harapan membuatnya melintasi Selat Inggris ke Inggris melalui feri, kereta Eurotunnel atau truk.
Kamp di tepi Calais sekarang memiliki toko, masjid, gereja dan sekolah yang dibangun oleh para pengungsi dan relawan.
Pada tanggal 23 Januari lalu, sekitar 200 pengungsi berhasil membobol pelabuhan Calais, diduga beberapa dari mereka untuk naik melalui dek depan feri Inggris, setelah adanya demonstrasi dukungan bagi para pengungsi.