Bisnis.com, MANGUPURA - Imbas pemberlakuan bebas bagi wisatawan dari sejumlah negara menyebabkan penerimaan dari visa on arrival atau VOA dari Bali mengalami penurunan.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali mencatat penerimaan VOA pada 2015 turun 20,91% menjadi US$75,72 juta, dibandingkan pada 2014, mencapai US$95,75 juta. Angka tersebut jauh menurun jika dibandingkan dengan peningkatan pada 2014 yang mencapai 53,74%, atau US$95,75 juta dari tahun sebelumnya US$62,2 juta.
Penyebab penurunan tersebut, karena jumlah warga negara asing (WNA) yang membayar VOA turun sebesar 45,65%, menjadi 2,1 juta orang dari tahun sebelumnya sebanyak 3,1 juta orang wisman. Penurunan pendapatan negara dari pintu kedatangan wisatawan di Bali tersebut mulai terjadi sejak Juni 2015.
Selama ini, penerapan VOA berlaku bagi wisman yang masuk ke Bali melalui pintu pelabuhan Benoa dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Adapun tarif VOA yang dikenakan sejak Juni 2014, senilai US$35 per orang.
Menurut Kepala BI Perwakilan Bali Dewi Setyowati, tren penurunan itu sejalan dengan dimulainya penerapan bebas visa oleh pemerintah pusat. Kementerian Pariwisata mulai memberlakukan bebas visa bagi 45 negara sejak April 2015, dan kemudian ditambah sejumlah negara pada Oktober 2015.
"Tahun depan akan terus menurun, tetapi tidak masalah karena justru kebijakan bebas visa akan memberikan dampak perekonomian yang baik bagi jangka panjang," ujarnya, Rabu (3/2/2016).
Dia menegaskan kontribusi VOA turun, tetapi penambahan jumlah wisatawan yang datang akan mampu memberikan multiplier effect bagi ekonomi nasional. Dia mencontohkan semakin banyak wisman datang, secara langsung menambah uang yang dibelanjakan serta bandara akan butuh tenaga kerja lebih banyak.
Kadis Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra menyatakan tidak mempermasalahkan menyusutnya kontribusi VOA. Justru, katanya, Bali mendapatkan berkah karena jumlah wisman yang datang semakin banyak seiring dibukanya keran bebas visa.
"Memang bagi pusat berkurang, tetapi imbasnya ke Bali ada peningkatan wisman. Ke depan semakin bertambah, perputaran uang dari wisman akan meningkat, itu yang tidak kalah penting," jelasnya.
Berdasarkan data yang dilansir BPS, jumlah wisman ke Bali pada 2015 meningkat 6,24%, atau mencapai 4 juta wisman, dari tahun sebelumnya 3,7 juta. Australia masih menjadi kontributor utama wisman ke Bali sebanyak 966.869 orang, disusul China 688.469 orang, Jepang 228.185 orang, dan Malaysia 190.381 orang.