Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah perlu lebih memperhatikan dan lebih waspada mengenai dampak yang bisa terjadi pada hilangnya pulau-pulau terluar di wilayah Republik Indonesia.
"Kita (kawasan Republik Indonesia) ada 92 pulau-pulau terluar," kata kata Direktur Eksekutif Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security Widi Agoes Pratikto dalam diskusi tentang kelautan dan perikanan di Kemang, Jakarta, Sabtu (30/1/2016).
Dia memaparkan bila salah satu dari pulau terluar itu hilang, satu titik terluar Indonesia juga hilang dan berdampak pada garis perbatasan nasional.
Untuk itu, lanjutnya, perlu ada teknologi bagaimana melakukan pengawasan dan juga melaksanakan berbagai langkah kebijakan yang memberdayakan secara ekonomi.
Menurut Widi, kemenangan Malaysia atas Pulau Sipidan dan Ligitan adalah didasarkan pada tiga hal, yaitu effective occupation (ditempati secara efektif), continuous presence (keberadaan secara berkelanjutan), serta maintenance and ecology preservation (pelestarian ekologi).
Dia juga mengingatkan bahwa keamanan Indonesia juga memiliki relevansi dengan situasi di samudera Pasifik.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengatakan, TNI akan memperkuat pulau-pulau terluar dan terdepan di wilayah Indonesia Timur, yakni di Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku lantaran di wilayah itu masih minim personil TNI dan alutsista.
"Ada satu paradigma yang perlu disempurnakan karena waktu Timor Timur masih menjadi provinsi di Indonesia, maka pulau terluar dan terdepan adalah Timor Timur," kata Panglima TNI usai Perayaan Natal di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (7/1).
Namun kata dia, begitu Timor Timur sudah menjadi Timor Leste, maka pulau terluar adalah Pulau Liran (Maluku Barat Daya), Pulau Wetar (Maluku Barat Daya), Pulau Kisar (Maluku Barat Daya), Pulau Leti (Maluku Barat Daya) dan Pulau Alor (Nusa Tengga Timur). Ini yang terlupakan, termasuk oleh TNI.
Di wilayah itu, kata Panglima TNI, hanya ada dua prajurit TNI Angkatan Laut dan dua prajurit TNI Angkatan Darat (Babinsa). Oleh karena itu, ke depan gelar kekuatan dan kemampuan perlu ditingkatkan.
Menurut Gatot, di Pulau Saumlaki (Maluku Tenggara Barat) yang berbatasan langsung dengan Australia terdapat radar untuk mendeteksi pesawat yang memasuki wilayah Indonesia.
Namun bila ada pesawat memasuki wilayah Indonesia tidak bisa disampaikan kepada Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) untuk mengirimkan pesawat Sukhoi dari Makassar.
"Kalau ada pesawat masuk, dia hanya bisa berdoa saja. Ya Tuhan, semoga pesawat itu keluar dari Indonesia," ucap Panglima TNI saat menjelaskan hasil kunjungannya selama satu pekan lebih, mulai 27 Desember 2015-3 Januari 2016 di wilayah Indonesia Timur.
Ia mengatakan pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap kekuatan TNI di pulau-pulau perbatasan RI tersebut. Salah satunya di pulau Selaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku yang akan dibangun bandara sehingga pesawat militer bisa mendarat di sana.